MONITOR, Lumajang – Ketua HKTI Lumajang, M. Jamaluddin, menyampaikan harapannya dalam Musyawarah Nasional (Munas) X Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Kongres Tani, dan Tani Fest 2025 yang akan dibuka langsung di Istana Negara pada tanggal 25 hingga 26 Juni 2025 agar dapat menghasilkan gebrakan nyata bagi kemajuan petani dan sektor pertanian di tanah air, khususnya di Kabupaten Lumajang.
Dalam pernyataannya, M. Jamaluddin menyoroti urgensi untuk memperkuat posisi petani sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional. “Pembukaan acara di Istana Negara ini adalah simbol kuat komitmen negara terhadap sektor pertanian. Munas X HKTI, Kongres Tani, dan Tani Fest ini harus menjadi ajang untuk merumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang pro-petani,” ujarnya kepada media, Selasa (24/6/2025).
“Kami berharap ada langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong inovasi pertanian, dan memperkuat kelembagaan petani di seluruh pelosok negeri,” jelas petani milenial Jawa Timur itu.
Jamal mengutarakan beberapa poin utama yang menjadi harapan HKTI Lumajang dalam agenda kegiatan tersebut antara lain: Pertama, Peningkatan Akses Permodalan.
“HKTI Lumajang berharap adanya kemudahan akses permodalan bagi petani, baik melalui skema kredit lunak maupun subsidi yang tepat sasaran, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan diversifikasi usaha tani. Ini krusial agar petani tidak lagi kesulitan modal dalam menggarap lahan dan mengembangkan usahanya,” tuturnya.
Kedua, Penguatan Pasar dan Tata Niaga. Jamal menekankan pentingnya perbaikan tata niaga pertanian agar petani mendapatkan harga jual yang layak dan tidak lagi terjerat oleh praktik tengkulak yang merugikan.
“Penguatan rantai pasok dan akses langsung petani ke pasar digital juga menjadi harapan besar untuk memutus mata rantai penjualan yang panjang,” ujarnya.
Ketiga, Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi. Munas diharapkan dapat melahirkan program-program yang mendorong adopsi teknologi pertanian modern, seperti mekanisasi, pertanian presisi, dan aplikasi digital, guna meningkatkan efisiensi dan daya saing produk pertanian Indonesia di kancah global.
Keempat, Regenerasi Petani. HKTI Lumajang berharap ada upaya nyata dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menarik minat generasi muda terjun ke sektor pertanian melalui pelatihan, pendampingan, dan penyediaan fasilitas yang memadai.
Kelima, Perlindungan Lahan Pertanian. Jaminan atas ketersediaan lahan pertanian produktif dari alih fungsi lahan yang masif juga menjadi desakan HKTI Lumajang. “Kebijakan yang kuat untuk melindungi lahan pertanian lestari adalah kunci keberlanjutan sektor ini dan jaminan masa depan pangan,” tegas Jamal.
“Kami di Lumajang sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara ini dan berharap aspirasi kami dapat tersampaikan serta terakomodir dalam rumusan kebijakan HKTI ke depan. Petani adalah garda terdepan dalam menjaga kedaulatan pangan bangsa. Sudah saatnya kita memberikan perhatian lebih dan dukungan penuh agar mereka dapat lebih berdaya, mandiri, dan sejahtera,” pungkas Jamal.