PARLEMEN

Kasus Bunuh Diri Mahasiswi PPDS Undip, DPR Minta Investigasi Menyeluruh

MONITOR, Jakarta – Seorang mahasiswi PPDS Anestesi Undip ditemukan meninggal di kamar kosnya beberapa waktu silam. Dugaan perundungan pun menyeruak, melatarbelakangi peristiwan nahasnya perempuan berusia 30 tahun itu yang mengakhiri hidupnya. Hal itu menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.

“Tentu saya sangat terkejut dan berduka mendalam atas kejadian tragis yang menimpa mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip). Bunuh diri yang terjadi telah mengundang perhatian luas dan memunculkan dugaan mengenai praktik bullying yang mungkin dialami oleh almarhumah. Saya, sebagai salah satu pimpinan Komisi X DPR RI, sangat prihatin dengan situasi ini dan merasa penting untuk menanggapi dengan serius,” tutur Hetifah kepada Media, di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Dalam pernyataannya, Politisi Fraksi Partai Golkar itu mendesak pihak universitas dan otoritas terkait beserta pihak Kepolisian segera melakukan investigasi. Ia meminta investigasi dilakukan secara menyeluruh untuk mengungkap kebenaran di balik kejadian ini.

“Penting untuk memastikan bahwa semua faktor penyebab dapat diidentifikasi dan bahwa tindakan yang sesuai diambil terhadap semua pihak yang terlibat. Kejadian ini menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem dan prosedur yang ada di lingkungan akademik, terutama dalam hal kesejahteraan mental mahasiswa,” tambahnya.

Tak sekadar terkait dengan pengungkapan dugaan perundungan yang beredar, Hetifah juga mengusulkan agar pihak universitas melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap proses akademik dan lingkungan di dalamnya. Ia pun menyinggung diperlukannya dukungan psikologis dan konseling bagi mahasiswa.

“Dukungan psikologis dan konseling bagi mahasiswa, terutama dalam program yang sangat menuntut seperti PPDS, harus ditingkatkan. Sistem pelaporan yang mudah diakses dan program pendampingan perlu diperkuat untuk membantu mahasiswa yang menghadapi tekanan,” ujar legislator Dapil Kalimantan Timur itu.

Menutup pernyataannya, Hetifah mendorong adanya kampanye kesadaran tentang pentingnya kesejahteraan mental di lingkungan pendidikan tinggi. Ia menegaskan diperlukan komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan mendukung.

“Kita semua perlu belajar dari kejadian ini dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan mendukung. Dengan langkah-langkah perbaikan yang konkret, kami berharap tragedi semacam ini tidak akan terulang di masa depan,” tutupnya. 

Recent Posts

Menteri Maman Dukung Optimalisasi Layanan dan Pelindungan UMKM Papua

MONITOR, Papua - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan dukungannya terhadap…

4 menit yang lalu

Kick Off HGN 2025, Menag Nasaruddin Tekankan Pentingnya Integrasi Ilmu dan Iman bagi Para Guru

MONITOR, Cirebon - Menteri Agama Nasaruddin Umar, membuka secara resmi kegiatan Kick Off Hari Guru…

32 menit yang lalu

Menag Lantik 21 Pejabat Kemenag; Mulai dari Rektor UIN, Kepala Kanwil hingga Kepala Biro PTKN

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar melantik 21 pejabat Kemenag, yang terdiri dari Rektor…

3 jam yang lalu

Singgung Isu Tata Kelola AI di Forum MIKTA, Puan Serukan Keadilan

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara soal transisi energi dan tata kelola…

4 jam yang lalu

Ketua Komisi XIII DPR Harap Revisi UU PSdK Perkuat Reformasi Hukum dan HAM

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Nomor…

6 jam yang lalu

Hadiri Forum MIKTA, Puan Bicara Soal Peacebuilding Termasuk di Palestina dan Sudan

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri forum MIKTA Speakers' Consultasion ke-11 tahun…

6 jam yang lalu