POLITIK

Pengamat Sebut Elektabilitas Ganjar, Anies dan Emil di ‘Ujung Tanduk’?

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi II DPR memastikan jadwal keserentakan Pilkada masih belum berubah yakni masih mengacu pada UU Pemilu Nomor 10 tahun 2016 yang mengatur jadwal pelaksanaan Pilkada. Artinya, daerah yang menggelar Pilkada pada 2022 dan 2023 akan melaksanakan pilkada setelah pemilu nasional 2024.

Dari UU tersebut, daerah seperti DKI Jakarta dan Banten yang seharusnya melaksanakan Pilkada 2022 harus dilaksanakan setelah pemilu 2024. Pun demikian, untuk Pilkada Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng) akan bernasib sama. Lalu apakah, kondisi ini akan mempengaruhi kandidasi figur calon kepala daerah dan berpengaruh pula terhadap elektoral figur?

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab mengatakan, setidaknya ada tiga kepala daerah yang terimbas elektoralnya karena lahirnya UU tersebut, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswe dan dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

“Padahal kita tau bersama tiga gubernur itu yang gak pernah absen di papan survei nasional. Bahkan, mereka selalu masuk lima besar,” ujarnya di Jakarta, Selasa (26/1/2021).

Fadhli menuturkan, masih berlakunya UU 10/2016 membuat ketiga kepala daerah tersebut kehilangan sisi elektoral mereka bukan saja sebagai bakal calon incumbent kepala daerah, jika masih diusung partainya masing-masing, tapi juga elektoral sebagai figur potensial di Pemilu Presiden 2024.

Terlebih, Fadhli mengatakan, dari sisi elektabilitas dan popularitas, ketiga kepala daerah itu kerap moncer di papan survei. “Kita gak mau terlalu dini memvonis elektabilitas mereka diujung tanduk. Tapi dari sisi probabilitas, rasanya itu bisa menjadi penilaian awal,” kata Analis Politik asal UIN Jakarta ini.

Di sisi lain, Fadhli menilai, elektabilitas ketiganya juga masih bisa terjaga dengan baik, meski nantinya mereka tak lagi menjabat sebagai Gubernur. Dalam konteks ini, Fadhli melihat, posisi Ganjar Pranowo lah yang diprediksi masih aman. Sebaliknya, Anies dan Ridwan memiliki kecenderungan yang tidak aman.

“Diferensiasinya jelas. Ganjar kader partai, mungkin dia bisa ditugaskan PDIP di internal partainya, ngurusin apa gitu, atau mungkin menjadi menteri kalo ada reshuffle. Nah, Anies dan Ridwan ini kan non parpol, maka mereka saya bilang gak aman. Musti pinter-pinter memikat hati para ketum partai,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenag, Bappenas, dan KSP Sinergi Perkuat Kampung Moderasi Beragama di Wayame Ambon

MONITOR, Ambon - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kantor Staf…

35 menit yang lalu

Stafsus Menag Dorong Guru PAI Punya Cara Ajar Tepat untuk 43 Juta Siswa di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) punya tanggung jawab penting. Yaitu, memberikan pemahaman…

3 jam yang lalu

Petugas Berjaga 24 Jam di Nabawi, Siap Bantu Jemaah Haji

MONITOR, Jakarta - Petugas haji Indonesia selalu siaga selama 24 jam di pelataran dan setiap…

4 jam yang lalu

Study Tour Pelajar Dilarang, Hetifah: Kebijakannya Mohon Ditinjau Kembali

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian memberikan tanggapan kritis terhadap kebijakan…

9 jam yang lalu

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

MONITOR, Jakarta – Sepanjang 2023, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak…

11 jam yang lalu

PPIH Arab Saudi Daker Makkah Siap Sambut Kedatangan Jemaah dari Madinah

MONITOR, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah siap…

12 jam yang lalu