POLITIK

Pemerintah Didesak Percepat Realisasi Bansos Covid-19

MONITOR, Jakarta – Pemerintah didesak untuk mempercepat dan mengawasi realisasi bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak Covid-19 atau Virus Corona.

Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan, mengungkapkan bahwa hal itu dikarenakan banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan merasakan dampak turunya perekonomian selama masa pandemi Covid-19 ini.

“Jika bantuan sosial lambat disalurkan maka bisa dipastikan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari akan semakin melemah. Dan akibatnya, tentu tak hanya terhadap dengan masyarakat kecil, tetapi juga mengganggu perekonomian Indonesia karena pergerakan uang dan barang menjadi semakin sedikit,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (4/8/2020).

Menurut Syarief, bansos tersebut bukan saja hanya untuk membantu masyarakat di kalangan bawah, tapi juga akan membantu menguatkan perekonomian Indonesia secara nasional.

Sebab, Syarief mengatakan, bansos tunai dapat mendorong daya beli masyarakat tetap terjaga pada masa pandemi Covid-19 ini.

“Memang Pemerintah telah mengalokasikan APBN sebesar Rp203,9 triliun untuk pos perlindungan sosial. Programnya pun bermacam-macam, mulai dari Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Bansos Jabodetabek dan non-Jabodetabek, Bantuan Logistik, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, sampai yang dianggap bermasalah yaitu Kartu Pra-Kerja,” katanya.

Namun kendati demikian, Syarief menyampaikan, anggaran dengan jumlah fantastis tersebut baru terealisasi sekitar 34,04 persen hingga akhir Juli 2020 lalu, padahal Covid-19 telah mengganggu tata kehidupan dan perekonomian nasional sudah selama hampir lima bulan lamanya.

Politikus Partai Demokrat itu menilai, lambatnya realisasi dan penyaluran bansos ke masyarakat menunjukkan kurangnya kecepatan dan ketepatan pemerintah dalam menangani efek sosial ekonomi dari pandemi Covid-19.

“Misalnya penyaluran bantuan sosial kepada atau lewat yayasan kongklomerat, program Pra-Kerja yang salah sasaran bahkan berpotensi pidana korupsi,” ujarnya.

Pemerintah, menurut Syarief, seharusnya menggunakan database satu pintu sehingga tidak terjadi tumpang tindihndi lapangan sehingga menyebabkan lambatnya penyaluran bansos.

Syarief juga meminta agar Pemerintah melakukan reformasi birokrasi seperti misi Presiden Jokowi dalam penyaluran bansos, karena seharusnya dipercepat dan tidak terlalu panjang administrasinya.

“Bantuan harus cepat sampai ke masyarakat tanpa alasan apapun termasuk alasan belum terverifikasi. Jangan rakyat baru dibantu setelah kondisi mereka semakin parah atau meninggal terkena Covid-19,” ungkapnya.

Recent Posts

Pimpin Diskusi MIKTA, Puan Harap Sektor Perdagangan Mampu Mengentaskan Kemiskinan

MONITOR, Jakarta - Dalam pertemuan Parlemen Negara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia)…

1 jam yang lalu

Amankan Produksi Padi Tahun 2024, Kementan Lakukan Percepatan Tanam serta Kendalikan Hama di Subang dan Purwakarta

MONITOR, Purwakarta – Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus bekerja tanpa henti…

4 jam yang lalu

Aksi Bela Palestina, UMC Bersama 172 Kampus Muhammadiyah se-Indonesia sampaikan 8 Sikap

MONITOR, Jabar - Ratusan Kampus Muhammadiyah menggelar Aksi Bela Palestina serentak di 172 kampus Muhammadiyah-Aisyiyah…

4 jam yang lalu

Kisruh Buntut Ibadah di Pamulang Tangsel, Begini Respon Dirjen Bimas Katolik!

MONITOR, Tangsel - Ribut antarwarga terjadi di Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) pada…

5 jam yang lalu

LaNyalla Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG

MONITOR, Jakarta - Peningkatan cuaca ekstrem di Indonesia secara signifikan akhir-akhir ini menjadi perhatian Ketua…

6 jam yang lalu

Catat, Ini Penempatan Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah

MONITOR, Jakarta - Jemaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei…

7 jam yang lalu