Kamis, 25 April, 2024

Nasdem: Mall yang Langgar Protokol Kesehatan Harus Ditutup

MONITOR, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa bersikap tegas dan berani menutup mall yang tidak melaksanakan protokol kesehatan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino. Pasalnya, terang Wibi, mall bisa saja menjadi tempat klaster baru dalam penyebaran covid-19 disaat penerapan PSBB transisi.

Menurut Wibi, keamanan para pengunjung dari ancaman virus Corona mutlak harus diperhatikan saat pembukaan kembali mall di Jakarta. Penerapan protokol kesehatan ala new normal, seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan separuh kapasitas harus disiplin dijalankan.

Wibi pun mencontohkan, pembukaan kembali pasar tradisional yang menjelma menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 harus menjadi pelajaran.

“Harus diantisipasi lonjakan pengujung mall. Ada semacam euforia warga ibu kota untuk mengunjungi mal yang ditutup sejak pembatasan sosial berskala besar diberlakukan di Jakarta,” ujar Wibi, di Jakarta, Senin (16/6).

- Advertisement -

Wibi mengatakan, harus ada kesadaran dari masyarakat bahwa Covid-19 masih ada dan bisa menyerang siapa saja. Menurutnya, kedisiplinan terhadap protokol kesehatan tidak bisa ditawar lagi. Bila perlu, aparat keamanan hendaknya ikut mengawasi semua mal.

“Konsistensi penerapan protokol kesehatan itu tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah membuat regulasi dan harus memastikan regulasi itu berjalan tegak lurus. Jangan dibuat untuk dilanggar,” jelasnya.

Politikus muda NasDem ini juga meminta kepada pihak pengelola mall untuk memastikan seluruh regulasi itu dijalankan. Dia juga mendorong Pemprov DKI menindak tegas jika masih ada mal yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Jangan ragu-ragu untuk menutup kembali. Pemprov tidak boleh tunduk kepada pengusaha mal nakal,” tegasnya.

Wibi juga meminta fasilitas dan tenaga kesehatan turut diperhatikan dalam menghadapi masa PSBB Transisi di ibu kota. Hal tersebut untuk memastikan kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan jika ada peningkatan kasus positif di Jakarta.

Kita harus pahami bahwa pembukaan mal di Jakarta bukan karena Covid-19 sudah bisa diatasi. Bagaimanapun juga arus lalu lintas dan masyarakat sulit dikendalikan,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER