MONITOR, Denpasar – Setelah jadi sorotan dunia saat rumah mode Dior menggunakan kain Endek dalam rancangan busananya di Paris Fashion Week pada 2020, pamor kain Endek kembali mendunia.
Kain khas Bali ini akan menjadi buah tangan para delegasi Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) yang secara resmi berlangsung pada 22—23 September 2022 di Nusa Dua, Bali. Kerajinan kayu yang dikombinasikan dengan perak juga akan menjadi cendera mata gelaran TIIMM.
“Endek merupakan kain tradisional Bali yang kita banggakan. Diharapkan para delegasi akan terkesan dengan cendera mata ini karena buatan tangan sehingga motifnya akan berbeda satu sama lain. Dalam setiap kemasan kiita selipkan teks yang menceritakan makna dan sejarah singkat kain Endek,” jelas Sekretaris Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Ari Satria.
Kain Endek menjadi bagian dari keseharian masyarakat Bali sejak pertama mulai dikembangkan pada abad ke-16. Endek berasal dari “Gendekan” atau “Ngendek” yang bermakna diam atau tetap.
Artinya, bahan kain Endek tidak akan berubah warna. Kain Endek yang dipilih merupakan karya salah satu kelompok perajin dari komunitas di Kampung Usaha Kecil Menengah (UKM) Desa Geringsing, Karangasem, Bali. Desa Geringsing sendiri merupakan daerah yang sangat terkenal kaya para perajin dan karya seni warisan budaya, seperti kain Endek dan kain Gringsing.
Selain Endek, keindahan karya perajin perak Bali juga cukup dikenal hingga ke mancanegara. Untuk itu, gelaran TIMM juga memasukkan unsur perak ke dalam cendera mata resmi yang akan dibagikan, yaitu berupa kotak kayu yang bisa digunakan sebagai tempat kartu nama.
Cendera mata asli Bali ini merupakan karya usaha kecil dan menengah (UKM) lokal “Suardana Silver Bali” yang sudah berdiri sejak 1989 di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar. Pengelola Suardana Silver Bali, Ni Wayan Ita Puspita menceritakan, kerajinan karya UKM-nya khusus dibuat oleh 5 orang perajin untuk acara G20 TIIMM. Bahan bakunya yaitu kayu jati hasil budidaya yang dikombinasikan tulisan dan tatahan ukiran perak Patra Bali buatan tangan yang diproses secara tradisional.
“Material perak yang kami gunakan tentunya berstandar internasional sterling silver 925,” ungkap Ita.
Kualitas karya perak Suardana Silver Bali telah diakui pasar global dengan pasar ekspor tujuan Thailand, Jepang, dan Hong Kong. Produk ini telah banyak mengikuti pameran di luar negeri seperti International Jewelry Tokyo, International Jewelry Kobe, Big and Bih Bangkok Thailand. Suardana Silver juga rutin mengikuti Trade Expo Indonesia.
Ita juga bersyukur UKM-nya dapat ambil bagian dalam gelaran G20. “Kami sebagai UKM dan perajin sangat senang dan bersyukur bisa berpartisipasi dalam pembuatan cendera mata G20. Dengan acara G20 di Bali, kami berharap kondisi pariwisata segera pulih,” lanjut Ita.
Cendera mata lainnya yang dibagikan kepada delegasi di sela-sela pertemuan juga menggunakan produk asli Indonesia, seperti ransel Palazzo asal Bandung berisikan gelas bambu karya UKM binaan Kementerian Perdagangan, mug dengan gambar gunungan logo G20 dan kamboja Bali, payung, dan paket perawatan sanitasi (sanitary kit).
Lebih lanjut, Sekretaris Ditjen PPI Ari Satria menyatakan para delegasi selevel menteri dan kepala delegasi akan diberikan seragam batik untuk dikenakan dalam beberapa program acara dengan tujuan semakin menonjolkan nilai-nilai ke-Indonesia-an.
“Cendera mata kain Endek akan menjadi buah tangan setelah acara perjamuan malam sambutan untuk para peserta TIMM pada 21 September 2022. Sedangkan kotak kartu nama berhiaskan perak akan diberikan setelah acara Gala Dinner pada 22 September 2022,” tutur Ari Satria.