MONITOR, Jakarta – Proses penyediaan layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi telah memasuki tahapan akhir. Seluruh rangkaian proses ini dilakukan secara bertahap dan terukur guna memastikan kesiapan layanan bagi jemaah selama pelaksanaan ibadah haji.
Dalam penyediaan layanan konsumsi, proses pemilihan calon penyedia telah dimulai sejak 24 November 2025 dan diikuti oleh 628 calon penyedia. Setelah melalui tahapan verifikasi administrasi, ditetapkan sebanyak 174 calon penyedia di Makkah dan 41 calon penyedia di Madinah yang dinyatakan lolos untuk mengikuti proses verifikasi lapangan atau kasyfiyah.
Dari hasil kasyfiyah tersebut, sebanyak 52 calon penyedia konsumsi di Makkah dan 23 calon penyedia di Madinah dinyatakan lolos. Selanjutnya, dilakukan proses negosiasi harga dan layanan dengan para calon penyedia yang memenuhi persyaratan. Dari seluruh rangkaian tersebut, sebanyak 75 calon penyedia konsumsi diajukan untuk dilakukan kontrak guna melayani kebutuhan konsumsi jemaah haji Indonesia.
Sementara itu, proses pemilihan penyedia transportasi juga telah rampung. Seluruh penyedia transportasi telah ditetapkan, baik untuk layanan bus antarkota (15 perusahaan) maupun bus shalawat (6 perusahaan). Bus antarkota akan melayani transportasi jemaah dari bandara Jeddah atau Madinah menuju hotel di Makkah dan Madinah, serta melayani perjalanan jemaah dari Makkah ke Madinah. Layanan ini akan dilaksanakan oleh sejumlah perusahaan bus yang telah melalui proses seleksi sesuai ketentuan.
Adapun bus shalawat merupakan layanan shuttle bus yang mengantarkan jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram selama jemaah berada di Makkah. Bus shalawat beroperasi selama 24 jam, kecuali menjelang masa puncak haji, dan akan mengantarkan jemaah ke terminal terdekat dengan Masjidil Haram sesuai rute di masing-masing wilayah hotel.
Untuk penyediaan layanan akomodasi, proses pemilihan hotel di Makkah dan Madinah bagi 203.320 jemaah dan 2.100 petugas kloter masih sedang berlangsung. Hotel-hotel di Makkah tersebar di sejumlah wilayah, antara lain Jarwal, Syisyah, Misfalah, dan Raudhah, dengan jarak maksimal 4,5 Km dari Masjidil Haram. Sedangkan hotel di Madinah, berada pada wilayah Markaziyah dengan jarak maksimal 650m dari Masjid Nabawi.
Tantangan utama dalam penyediaan akomodasi di Madinah adalah memastikan kesesuaian masa sewa hotel dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan jemaah. Penyesuaian ini menjadi krusial agar pelayanan akomodasi dapat berjalan efektif dan efisien sesuai kebutuhan operasional jemaah.
“Secara umum, proses penyediaan layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi sudah memasuki tahap akhir. Seluruh tahapan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian untuk memastikan layanan yang aman, nyaman, dan layak bagi jemaah haji Indonesia,” ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Budi Agung Nugroho, dalam keterangannya, Minggu (28/12/2025).
Dengan memasuki tahapan akhir ini, diharapkan seluruh layanan pendukung ibadah haji dapat segera difinalisasi dan siap digunakan, sehingga penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan lancar serta memberikan kenyamanan optimal bagi jemaah haji Indonesia.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama RI menggelar Festival Kasih Nusantara 2025 yang dirangkai dengan Perayaan…
MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menegaskan komitmen TNI dalam mempercepat rekonstruksi…
MONITOR, Jakarta - Direktur Utama Jasa Marga Rivan A. Purwantono menyebutkan bahwa pada H+3 Libur…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memperkuat fondasi industri nasional agar tetap tangguh dan berdaya…
MONITOR, Jakarta - Dunia kemanusiaan dan keberagamaan Indonesia berduka. Rohaniwan sekaligus budayawan terkemuka, Romo Mudji…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin pelayanan publik di seluruh pelabuhan perikanan…