POLITIK

Jangan Tarik Para Tokoh Bangsa dalam Konflik Pemilu 2024

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah meminta agar para tokoh bangsa juga politik senior, tidak perlu ditarik ke dalam konflik Pemilu 2024. 

Para tokoh bangsa maupun politik senior, seharusnya menjadi pendingin suasana dalam pesta demokrasi di tanah air.

“Ini yang saya cemaskan. Harusnya mereka adalah cadangan bagi persatuan nasional, dan dalam posisi penjaga irama permainan agar tetap dingin,” kata Fahri Rabu (29/11/2023).

Juru bicara (jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu menilai para presiden dan wakil presiden (wapres), harus menjadi simbol dari persatuan dan kesatuan.

Karena sesungguhnya, saling tuduh menuduh di kalangan elit dengan ‘cap’ dan ‘stempel’ yang berasal dari perdebatan masa lalu tentang rezim rezim lama, menggambarkan bahwa perdebatan politik di tanah air ini memang belum memasuki substansi. 

“Iya masih berputar-putar di wilayah Simbolik. Tentu ini sangat perlu untuk disesalkan, tetapi semuanya memang menggambarkan kualitas dari demokrasi Indonesia yang sangat didominasi oleh para pimpinan partai politik yang tidak kunjung masuk ke dalam isu-isu yang penting bagi masa depan generasi mendatang. Padahal, kita memerlukan sebuah bangsa yang bersatu dan terus maju, apalagi menjelang 100 tahun Indonesia merdeka,” imbuh Fahri.

Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini mengatakan, sesungguhnya bahwa kesulitan bangsa untuk keluar dari pesan-pesan ‘simbolik’ tentang masa lalu dan keterjebakan dalam politik aliran dan ideologi di satu, sisi dapat dianggap sebagai penegasan tentang kentalnya polarisasi politik yang tadinya ingin ditinggalkan.

“Tapi di sisi yang lain, juga menggambarkan betapa sulitnya merumuskan satu narasi kebangsaan yang dapat meninggalkan kita dari jeratan dan jebakan politik masa lalu yang tidak baik untuk diteruskan,” sebutnya lagi.

Di sisi lain, Fahri menyebut alasan Partai Gelora mengusulkan agar Prabowo jika kelak terpilih sebagai presiden agar membangun kantor khusus bagi presiden dan wakil presiden yang pernah menjabat.

“Saya tidak bicara tentang beliau saja, tetapi tentang semua mantan presiden dan wakil presiden. Mereka harus kita jaga sebagai simbol dari persatuan kita. Selain itu, presiden dan wakil presiden harus terus terlibat dalam proses rekonsiliasi nasional,” demikian Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu.

Recent Posts

Harkitnas 2024, Sekjen Kemenag Ajak ASN Kuasai Teknologi

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani mengajak seluruh Aparatur…

2 menit yang lalu

Bahagianya Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Disambut Ramah dan Peroleh Smartcard

MONITOR, Jakarta - Jemaah haji Kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-01) tiba di…

1 jam yang lalu

Presiden RI Ajak Dunia Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) membuka Pertemuan Tingkat Tinggi atau…

8 jam yang lalu

Banggar DPR Naruh Harapan pada Prabowo, Said: Jaga Stabilitas dan Kedepankan Ekonomi Rakyat

MONITOR, Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) DPR menaruh harapan besar kepada presiden terpilih Prabowo Subianto…

10 jam yang lalu

Dirjen PHU: 128 Ribu Jemaah Haji Reguler 2024 Dapat Layanan Fast Track

MONITOR, Jakarta - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief dan jajaran…

11 jam yang lalu

Kemenag Dukung Literasi Keuangan OJK Melalui TOT Guru Madrasah

MONITOR, Jakarta - Kemenag mengikutsertakan lebih dari 100 Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam Training of Trainer…

13 jam yang lalu