MONITOR, Jakarta – Indonesia memiliki cita-cita besar menjadi Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan langkah-langkah yang komprehensif dan kolaboratif dengan semua stakeholder pertanian. Hal tersebut tergambarkan pada acara Bimtek Propaktani berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) yang bertemakan “Kiat Sukses Pelaku Usaha Pertanian Dalam rangka Menyongsong Era Kejayaan Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045” (Kamis/12-10-2023).
Suwandi selaku Dirjen Tanaman Pangan mengawali Bimtek dengan keynote speech-nya menyampaikan kunci keberhasilan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia ke depannya nanti. “Kunci keberhasilan majunya pertanian Indonesia pertama adalah pada teknologi. Teknologi tidak hanya teknologi mekanis/teknis tetapi juga teknologi lainnya seperti IoT (Internet of Things) dan bioteknologi, yang membuat menjadi lebih efisien dan lebih ramah lingkungan , serta hasil produksinya baik untuk kesehatan dan memenuhi aspek keamanan pangan. Kemudian, kedua kuncinya adalah membangun hilirisasi pertanian. Padi itu produk turunannya ada 44 jenis dan jagung ada 34 jenis. Hilirisasi dapat berjalan baik jika industri produknya mendekatkan pada lokasi produksi yaitu di pedesaan. Ketiga, pengembangan aspek pemasaran harus diperhatikan termasuk pengembangan pasar secara virtual/online”, jelas Suwandi.
Retno Sri Endah Lestari selaku Ketua Umum ISWI menyampaikan pentingnya pemahaman kiat sukses bagi pelaku usaha pertanian. “Sejumlah kiat sukses dalam menjalankan usaha pertanian antara lain pemahaman terhadap pasar, produk khusus yang memiliki prospek pasar yang cerah, meningkatkan kualitas dan keberlanjutan sitem pertanian yang ramah lingkungan, mengelola risiko akibat cuaca, penyakit tanaman dan atau fluktuasi harga, memanfatkan teknologi dan inovasi yang memiliki peranan besar dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di bidang pertanian, pendidikan dan pelatihan untuk para pelaku usaha pertanian, kolaborasi jaringan usaha, dan pemanfaatan peluang bisnis”, ujar Retno.
Prof. Arif Satria yang merupakan Rektor IPB sekaligus Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menjelaskan mengenai penguatan resiliensi sistem pangan. “Untuk mendukung keberhasilan Indonesia menuju lumbung pangan dunia perlu dilakukan 10 langkah penguatan resiliensi sistem pangan yaitu intensifikasi dan pendampingan petani, pemulihan ekosistem dan ketersediaan lahan pangan, sistem pangan berbasis komunitas, diversifikasi pangan lokal, peningkatan konsumsi sumber protein hewani, penguatan inovasi dan industri pangan nasional, sistem logistik dan cadangan pangan berbasis kepulauan, mengatasi food loss dan waste, regenerasi dan penguatan kelembagaan petani, dan arah kebijakan”, jelas Prof. Arif.
Raffi Paramawati selaku Wakil Ketua Divisi IPTEK, ISWI menjelaskan pentingnya pengembangan teknologi produk pertanian utamanya komoditas tanaman pangan agar menjadi komoditas ekspor yang berdaya saing. “Ekspor produk segar/antara/akhir diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan banyak pihak dan juga devisa negara. Selain itu, perlu ada nilai tambah melalui pengolahan (hilirisasi), didukung dengan pengembangan teknologi”, ujar Raffi.
MONITOR, Indramayu - Pertamina, melalui Subholding Gas dan entitas usahanya PT Pertamina Gas, melanjutkan komitmennya…
MONITOR, Banjarmasin - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) melakukan kunjungan kerja maraton ke…
MONITOR, Jakarta - Menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PT Jasa Marga (Persero)…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rahman, mengkritisi implementasi kebijakan Penangkapan Ikan…
MONITOR, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansah, mengungkapkan bahwa keberadaan Pertamina Gas Negara (PGN)…
MONITOR, Jakarta - Seleksi Petugas haji PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi 1446 H/2025 M…