Jumat, 29 Maret, 2024

Fokus Pandemi, Komisi A DPRD DKI Tawarkan 11 Rencana Aksi ke Anies

MONITOR, Jakarta – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan masyarakat tetapi juga telah memporak-porandakan aspek ekonomi, sosial, politik, budaya (kultural), bahkan telah mengubah tatanan global.

Dikatakan Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, di Jakarta penanganan Covid-19 selama ini lebih terfokus di hilir (kuratif) dengan tenaga kesehatan sebagai pejuang di garda terdepan. Padahal, Provinsi DKI Jakarta perlu lebih memberikan perhatian melalui pelibatan seluruh komponen masyarakat dengan menabuh perang semesta melawan pandemi Covid-19 ini.

“Perang semesta melawan pandemi harus ditabuh oleh Anies Baswedan sebagai Gubernur Jakarta, dengan menggerakan seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk bekerjasama menghadapi tantangan besar ini,” ujar Mojiyono dalam keterangan tertulisnya.

Politisi Partai Demokrat ini pun menyarankan, 11 rencana aksi, ketika perang semesta melawan Covid-19 dilakukan Anies. Dikatakannya, dari 10 rencan aksi tersebut melibatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat (RT/RW, Satgas Covid-19, tokoh masyarakat/tokoh agama, karang taruna, PKK, lembaga kemasyarakatan lainnya)

- Advertisement -

Dipaparkannya dari usulan 11rencana aksi perang semesta melawan Covid-19 yakni :

  1. Penguatan peran Puskesmas dalam melakukan 3T, Penanganan Warga Isoman dan
    Vaksinasi .
  2. Warga, pemerintah dapat melibatkan masyarakat untuk menyediakan lokasi isolasi
    mandiri yang dekat dengan lingkungan tempat tinggalnya. Tempat isolasi ini diperlukan
    karena tidak semua pasien Covid-19 memiliki tempat yang memadai untuk menjalankan
    isolasi mandiri serta memudahkan pemantauan.
  3. Penanganan warga isolasi mandiri secara lebih baik, dengan penanganan yang baik
    terhadap pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah, seperti adanya pemenuhan
    makanan/multivitamin, pemantauan/pemeriksaan rutin kesehatan, jaminan transportasi untuk membawa ke fasilitas kesehatan jika diperlukan, dan ketersediaan tabung oksigen
    jika dibutuhkan, maka warga akan lebih nyaman menjalani isolasi mandiri di rumah sehingga
    tidak memaksakan diri untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
  4. Melaksanakan karantina lokal di zona hitam/merah berdasarkan rasio lacak isolasi
    dengan memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa karantina.
  5. Percepatan program vaksinasi, program vaksinasi perlu lebih dipercepat lagi dengan
    bekerja sama dengan seluruh unsur masyarakat yang mampu menghadirkan warga
    untuk mendapatkan vaksin.
  6. Pemberdayaan peran RT/RW dalam penanganan Covid-19 melalui pendataan, edukasi, penggalangan bantuan dan sebagainya.
  7. Penguatan sosialisasi protokol kesehatan baru, dengan munculnya varian baru yang
    lebih cepat menular, protokol kesehatan baru harus disosialisasikan secara masif
    kepada masyarakat.
  8. Penegakan protokol kesehatan di tingkat RW. Penegakan protokol kesehatan di
    tingkat lingkungan dilakukan secara persuasif dengan membagikan masker medis dan
    masker kain kepada warga yang membutuhkan.
  9. Penguatan Sistem Informasi Covid bagi warga untuk mendapatkan: Fasilitas tes PCR
    dan lacak terdekat, vitamin dan obat-obatan gratis bagi yang menjalani isolasi mandiri,
    lapor jika ada tetangga yang menderita sakit atau terpapar tapi tidak mampu. Memperoleh vaksinasi, Informasi ketersediaan tempat di RS jika gejala memburuk yang memperoleh bantuan sosial.
  10. Mengkoordinasikan Gerakan Warga Bantu Warga, Gerakan ini diperlukan untuk
    membiayai kebutuhan masyarakat dalam penanganan Covid-19 di wilayah masing,
    seperti: Dapur umum, penyediaan multivitamin, masker dan sebagainya.
  11. Memperkuat RS dan tenaga kesehatan yang sudah kelelahan dengan:
    membayar tagihan rumah sakit, membayarkan tunjangan tenaga kesehatan,
    memperkuat fasilitas medis, obat-obatan, termasuk memastikan kecukupan oksigen,
    dan memperkuat armada ambulance untuk jemput bola.
- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER