BISNIS

Perbankan diharap aktif dukung sektor peternakan

MONITOR, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengharapkan kucuran anggaran perbankan berbentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengembangan inseminasi buatan (IB). Kata dia, anggaran tersebut nantinya akan dijadikan target utama dalam memperkuat swasembada daging sapi.

“Saya berharap bisa bicara dengan sektor lain seperti perbankan untuk menggulirkan KUR yang ada. Harapan saya, anggaran itu kita uji coba untuk langsung bersentuhan dengan rakyat, kalau misal sekarang 100 peternak melakulan inseminasi buatan, tahun depan harus jadi 200, saya sudah bicara dengan Danrem, Polres, Bupati, dan anggota DPR untuk Jawa Timur, khususnya Pasuruan menjadi contoh membangun kemampuan daging sapi yang ada di Indonesia,” kata Syahrul, Sabtu (16/11).

Syahrul mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini sudah menetapkan Lolitsapi Pasuruan sebagai percontohan swasembada daging nasional untuk daerah lain.

“Sementara kita bicara Pasuruan dulu, tetapi nantinya untuk daerah lain juga harus mengikuti. Seharusnya semua kabupaten mampu memproduksinya, karena sama-sama memiliki potensi,” katanya.

Syahrul menjelaskan, Lolitsapi Pasuruan berhasil mengembangbiakan 1000 ekor sapi indukan yang terdiri dari 550 sapi peranakan ongole (PO), 250 ekor sapi madura, dan 200 ekor sapi bali. Padahal total sapi indukan awal hanya sekitat 700 ekor sapi.

Menurut Syahrul, keberhasilan ini merupakan hasil program inseminasi buatan (IB) yang diuji coba di Kecamatan Grati. “Prospeknya cukup bagus, makanya ke depan wilayah Pasuruan akan dijadikan percontohan,” tukasnya.

Lolitsapi Pasuruan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Lolitsapi memiliki tugas mengembangkan inovasi produksi bibit unggul sapi potong lokal untuk nasional.

Untuk saat ini, Lolitsapi Pasuruan juga sedang melakukan riset untuk pengembangan sapi belgian blue (BB) dan sapi beranak kembar. Sapi BB dilakukan melalui teknologi transfer embrio (TE) dan inseminasi buatan (IB) dengan induk sapi PO sejak 2018.

Lolitsapi juga berperan dan berkontribusi terhadap Program Upsus Siwab melalui inovasi teknologi kit diagnosis kebuntingan dini dan suplementasi pakan berupa NUT-MB plus. Kit diagnosis kebuntingan dini mudah diaplikasikan di lapangan dan dapat dilakukan sendiri oleh peternak, mampu mendeteksi kebuntingan sapi mulai umur 15 hari dengan akurasi 90 persen.

Recent Posts

Suka Buat Narasi Mengadu Domba, Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju

MONITOR, Jakarta - Narasi kritis yang diangkat oleh koalisi partai politik pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin…

19 menit yang lalu

Fadli Zon: Petani Indonesia Harus Lebih Sejahtera di Tangan Pemimpin Baru

Monitor, Jakarta - Anggota DPR RI Fadli Zon berharap ke depannya pertanian di Indonesia bisa lebih…

38 menit yang lalu

Inisiatif PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik

MONITOR, Jakarta - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjalankan inisiatif…

3 jam yang lalu

Pertemuan Strategis Indonesia dan Selandia Baru Percepat Protokol Perdagangan Nanas dan Manggis dari Indonesia

MONITOR, Jakarta – Badan Karantina Indonesia dan Ministry for Primary Industries (MPI) Selandia Baru menggelar…

4 jam yang lalu

DPR Ajak Seluruh Pemangku Kepentingan Cari Solusi Atasi Peningkatan Kasus DBD

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengungkapkan rasa prihatin atas peningkatan…

5 jam yang lalu

Targetkan Predikat Unggul, Prodi HES Fakultas Syariah UIN Jember Gelar Asesmen Lapangan

MONITOR, Jakarta - Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai…

6 jam yang lalu