PARLEMEN

Fahri Hamzah: Jokowi Harus Tinggalkan Inner Circle Feodalisme

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam periode keduanya, tidak akan mampu untuk keluar dari convert zone (zona nyaman) yang selama ini dilihat masyarakat. 
Seperti selama periode pertama memerintah, mantan gubernur DKI itu tidak bekerja optimal karena dikelilingi sistem feodalisme.

“Jadi sekarang, angan melakukan pembahasan mengenai Pilpres, itu sudah selesai. Saat ini yang perlu dipertegas ialah soal apakah Pak Jokowi mampu keluar dari inner circle feodalisme yang sudah dianggap nyaman, padahal itu menjebak beliau,” kata Fahri kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (21/8).

Penyataan yang disampaikan dirinya itu, sambung Fahri bukan soal suka atau tidak suka, tapi lebih mengarah pada memberikan masukan agar Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi ke II ini dapat lebih baik dan maju.

Bahkan, imbuhnya, Jokowi sendiri harusnya sadar bahwa sambutan positif dan pujian terhadapnya itu hanya sekedar topeng palsu saja.

“Kalau tidak percaya, saya saksi feodalisme yang disingkirkan karena pimpinan kalah berargumen, lalu orang-orang datang menjilat pimpinan dengan mencari pembenaran bahwa, orang ini (saya) layak disingkirkan dengan segala cara karena tidak sopan pada pimpinan,” paparnya.

“Nah, disinilah maksud kami memberikan masukan agar Presiden terpilih kita paham situsi realitanya,” ungkap Fahri.

Memang Fahri mengakui bahwa budaya di Indonesia masih kental dengan feodalisme-nya. Bahkan ketika agama membawa pembebasan, para tokoh agama justru membentengi diri dengan ‘kesucian’ agar terus berjarak dengan kejujuran. Pimpinan dan yang dipertua tidak pernah boleh menerima kritik dan argumen terbuka.

“Sekali lagi bukan soal satu orang atau seorang pemimpin. Ini soal sistem yang dilumuri lemak feodalisme yang berkarat. Orang-orang dalam posisi atas dari sistem ini menciptakan aturan dan citarasa yang kadang tak terbaca secara kasat mata. Kita hanya merasa bahwa kejujuran tak diterima,” terang salah satu inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu.

Fahri pun menyakini jika pemaparan yang disampaikannya akan menjadi salah satu tantangan ke depan bagibmenteri yang terpilih, agar dalam memberikan laporan yang aktual bukan hanya membuat bapak senang.

“Saya kira ini yang menjadi tantangan ke depan bagi menteri yang terpilih. Tujuannya agar mereka bekerja maksimal bukan hanya sekedar laporan,” pungkas dia.

Recent Posts

Jadi Tuan Rumah Parlemen OKI, DPR Akan Bawa Isu Palestina dan Partisipasi Perempuan

MONITOR, Jakarta - DPR RI akan menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the…

2 jam yang lalu

DPR Dorong Pemerintah Proaktif Jadi Juru Damai di Konflik India-Pakistan, Momennya Tepat

MONITOR, Jakarta - Eskalasi konflik antara India dan Pakistan menimbulkan kekhawatiran berbagai negara di dunia,…

4 jam yang lalu

Menteri UMKM Ajak Wisudawan Trisakti Jadi Generasi Wirausaha yang Inspiratif

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak para wisudawan…

4 jam yang lalu

Soroti Kasus Anak Bakar Rumah Warga Karena Terinspirasi Film, Puan Dorong Penguatan Pengawasan Konten Digital

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa pembakaran 13…

8 jam yang lalu

Kementerian UMKM Gandeng YDBA Gelar ToT Lembaga Inkubator Wujudkan Ekosistem Wirausaha Inklusif

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bersama Yayasan Dharma Bakti Astra…

8 jam yang lalu

Minta Pemerintah Tertibkan Travel Nakal, DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Haji Non-Prosedural

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq memberikan perhatian terhadap maraknya praktik keberangkatan…

10 jam yang lalu