MONITOR,Jakarta – Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tengah diterpa isu miring adanya rasuah suap pemilihan rektor menyusul adanya Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap Ketua Umum PPP, Romahurmuziy yang diduga menerima suap terkait penempatan jabatan di Lingkungan Kementerian Agama.
Kabar kian santer berhembus ke UIN Jakarta yang beberapa waktu lalu baru saja memilih rektor baru yang saat ini dijabat Prof. Amany Lubis. Adalah mantan ketua MK, Mahfud MD yang mengatakan adanya potensi pelanggaran hukum terkait pemilihan rektor tersebut pada saat acara ILC di TV One.
Bahkan, sejak Rabu kemarin tepatnya pada 21 Maret 2019 hingga saat ini, Mahasiswa UIN Jakarta melakukan aksi demonstrasi menuntut sang rektor turun dari jabatannya. Aksi demo sendiri dipicu oleh kekecewaan sekelompok mahasiswa yang tidak terima karena kalah dalam pemilihan senat mahasiswa khususnya di tingkat fakultas.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Lubis sendiri angkat bicara terkait kabar pemilihan rektor periode 2019-2013 yang dianggap tidak wajar.
Amany membantah juga dugaan politik uang untuk bisa meraih posisi rektor yang resmi dijabatnya pada Januari lalu. Hal itu disampaikan dari keterangan resmi yang dikeluarkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (uinjkt.ac.id), Kamis (21/3/2019).
Dalam 4 poin pernyataannya, Amany menegaskan bahwa :
Pertama, UIN Jakarta memiliki marwah dan reputasi yang harus dijaga oleh semua pihak. Kedua, Rektor UIN Jakarta periode 2019-2023 dipilih secara objektif oleh Menteri Agama dan Komite Seleksi dengan mempertimbangkan kapasitas dan integritas. Rektor UIN Jakarta terpilih sesuai prosedur, legal, dan konstitusional. Dalam pemilihan calon rektor (Pilrek) tidak dikenal istilah “menang-kalah”, tapi dipilih Menteri Agama berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015.
Ketiga, dalam rangka proses Pilrek UIN Jakarta tidak terjadi politik uang (money politics). Kepada pihak luar diminta agar tidak turut campur untuk memperkeruh suasana, dan membangun opini negatif terhadap institusi UIN Jakarta. Bila memiliki bukti dugaan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum, silakan laporkan kepada penegak hukum.
Keempat, UIN Jakarta ke depan ingin lebih maju dengan reputasi internasional dan penting kerja sama serta saling percaya antara pimpinan dan sivitas akademika.
Pada bagian lain pernyataannya, Rektor juga menambahkan bahwa tindakan tersebut semata-mata untuk menjaga marwah, nama baik dan reputasi UIN Jakarta yang telah dibangun puluhan tahun dengan susah payah. UIN Jakarta, kata Rektor, memiliki peran, baik di kancah, nasional maupun dunia internasional sebagai mercusuar Islam moderat dan melaksanakan Moderasi Beragama.
“Sesegera mungkin, segala tuduhan dan fitnah yang tidak berdasar dan tidak didasarkan kepada fakta, UIN Jakarta secara institusi akan melakukan tindakan tegas dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian,” tandasnya.
Merespon langkah yang diambil Rektor UIN tersebut, salah satu Alumni bernama Muhammad Sutisna mengaku mendukung langkah tegas itu, pasalnya menurut Sutisna , isu yang berkembang tersebut bukan saja mencoreng satu pihak, tapi seluruh pihak baik kampus maupun alumni.
“Karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama ini memiliki citra baik, sebagai kampus peradaban yang terkenal dengan keilmuan dan keislamannya,” katanya kepada MONITOR, Kamis (21/3/2019).
Menurut Pria yang biasa di sapa entis ini, seharusnya para pihak yang menyebarkan fitnah itu menyadari apa yang telah mereka perbuat. Apalagi melihat aksi protes yang dilakukan beberapa hari ini, sangat jauh dari etika moral seorang mahasiswa.
“Terlebih lagi tidak adanya data yang mendasar atas tuduhan yang dilayangkan. Bahkan dalam beberapa pantauan yang saya liat langsung di medsos, aksi protes tersebut menyerang personal ibu rektor langsung, dan mereka melakukan perkataan verbal secara kasar. Hal itu membuat saya miris,” tandasnya.