Kamis, 28 Maret, 2024

Mustofa Widjaja: Hari Ibu adalah Monumen Perjuangan Perempuan Indonesia

MONITOR, Batam – Peringatan Hari Ibu yang tahun ini jatuh hari Sabtu (22/12/2018) ini, selalu mendapat sambutan ramai oleh masyarakat setiap tahunnya. Berbagai pihak mengungkapkan ekspresi kecintaannya pada sang ibunda.

Namun jika dilihat dari sejarahnya, Hari Ibu sejatinya bermakna perjuangan mengangkat martabat kaum perempuan di Indonesia. Demikian dikatakan Mustofa Widjaja, Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

“Hari ibu jangan hanya kita pahami sebagai penghormatan kepada ibu kandung. Sebab lebih dari itu, ia lahir dari gerakan perempuan Indonesia yang memperjuangkan kesetaraan dan hak-hak perempuan,” ujar Mustofa saat dihubungi wartawan, Sabtu (22/12/2018).

Mantan Kepala BP Batam tersebut menilai, Kongres Perempuan Indonesia I yang terlaksana tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, turut mempengaruhi nasib kaum hawa dalam perjalanan bangsa sesudah itu. Mereka yang tertindas di zaman penjajahan kemudian bangkit menuntut nasib yang lebih baik.

- Advertisement -

“Perlahan-lahan perempuan kita mempunyai akses di ruang publik. Sekarang ini bisa kita nikmati. Siapa yang tidak pernah melihat perempuan leluasa berkarir di perkantoran? Malah banyak yang berprestasi menjadi pimpinan, pejabat, bahkan pemimpin daerah negeri ini,” pungkas Ketua Dewan Pembina Forum Kepri Bersatu tersebut.

Peringatan Hari Ibu resmi ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959. Penetapan tanggal 22 Desember merujuk pada dimulainya pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I, yakni pada 22 Desember 1928.

Kongres tersebut diikuti oleh 600-an perempuan, dari puluhan perhimpunan wanita yang terlibat. Antara lain seperti Wanita Utomo, Perempuan Syarikat Islam, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Perempuan Jong Java, Muhammadiyah, dan seterusnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER