Kamis, 28 Maret, 2024

Etika ‘Santri’ Sandiaga Dipertanyakan saat Ziarah Kubur

MONITOR – Tingkah cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, terus menjadi bahan pembicaraan publik. Dalam sepekan terakhir, publik gencar membicarakan etika Sandi saat melakukan ziarah ke makam KH Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.

Aktivitas ziarah sekaligus tabur bunga yang dilakukan Sandi bersama Prabowo Subianto itu cukup lama, yaitu bertepatan hari santri tanggal 22 Oktober 2018 lalu. Akan tetapi, videonya menjadi viral saat pertama kali diunggah oleh Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) NU, Candra Malik melalui laman instagramnya.

Terlihat jelas dalam video tersebut, Sandi melangkahi makam tokoh besar NU itu. Sementara Prabowo yang juga turut menabur bunga, memilih untuk memutar jalan sedikit agar tidak melangkahi makam tersebut.

Cibiran terhadap Sandi seketika mengalir deras. Sandi dianggap tidak memiliki etika terhadap tokoh ulama yang dibanggakan warga Nahdliyin itu. Publik pun mempertanyakan etika Sandi, yang merupakan calon wakil presiden Indonesia.

- Advertisement -

Sandi meminta maaf

Viralnya video Sandi melangkahi makam ini membuat politikus Gerindra, Andre Rosiade, angkat bicara. Sebagai Jubir pemenangan Prabowo-Sandi, Andre mengatakan sesungguhnya Sandi tidak memiliki niat buruk untuk melangkahi makam Kiai Bisri. Sebaliknya, Andre merasa terungahnya video tersebut justru menjadi bagian dari kampanye hitam kubu pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Untuk terus menyerang enggak cuma Bang Sandi. Jadi ini terlihat bahwa mereka tidak sanggup lagi berdebat dengan kami soal substansi soal ekonomi ya. Soal pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan dan kepastian harga-harga terjangkau,” ujar Andre.

Berbeda dengan Sandi, ia lebih memilih untuk mengakui kesalahannya itu kepada publik. Pria berdarah Gorontalo ini mengaku khilaf saat melakukan tabur bunga di makam Kiai Bisri. Padahal biasanya, hal itu tidak dilakukannya saat melakukan ziarah.

“Pertama-tama, tentunya permohonan maaf. Manusia itu pasti ada khilaf. Saya hampir tiap hari berkunjung di kubur, ziarah,” kata Sandiaga di Pekanbaru, Riau, Senin (12/11) kemarin.

Ia pun tak ingin menyalahkan pihak lain, misalnya pemandu kegiatan ziarah. Sandi mengaku dirinya harus menerima risiko atas apa yang diperbuatnya.

“Oleh karena itu kesalahan saya, saya mohon maaf. Dan tentunya manusia penuh khilaf, penuh salah. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf,” sambungnya lagi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER