KEAGAMAAN

Diplomasi Nasi Liwet ala Muhammadiyah-NU

MONITOR, Jakarta – Suasana akrab menyelimuti pertemuan dua petinggi ormas besar Islam tadi malam, Rabu (31/10). Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima hangat kunjungan balasan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sebagaimana diketahui, pengurus Muhammadiyah sebelumnya melakukan silaturrahim ke gedung PBNU pada Mei 2018 lalu.

Kegembiraan pun dirasakan para jajaran elit Muhammadiyah dan NU. Pukul 19.30 WIB, mereka bersantap malam bersama menikmati hidangan yang disuguhkan. Ada dua jenis, pertama, nasi liwet solo, yag kedua masakan Arab.

“Tadi kita sengaja menghidangkan hidangan makan malam dua jenis, satu liwet Solo, yang satu Arab tapi Arabnya yang sudah di nusantarakan. Tapi memang penggemarnya banyak yang nasi liwet yaitu nasi makanan nusantara tapi nusantara berkemajuan,” cerita Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, usai gelaran acara tadi malam di Gedung Dakwah Muhammadiyah jalan Menteng 62 Jakarta Pusat.

Pimpinan kedua ormas ini pun larut dalam obrolan santai menyoal kondisi Indonesia belakangan, terutama soal konstelasi politik hari ini. Haedar mengatakan, baik Muhammadiyah dan NU ingin membangun kerjasama yang lebih aktif guna merekatkan bingkai kebersamaan dalam kemajuan bangsa.

Lebih jauh, Haedar menyampaikan kedua ormas akan fokus memajukan sektor pendidikan. Jika NU bergerak di lembaga pesantren, maka Muhammadiyah akan menguatkan di sektor pendidikan umum, begitupun sebaliknya.

“Kita kan masing-masing punya usaha spesifik, NU kuat di pondok pesantren dan Muhammadiyah kuat di pendidikan umum disamping kesehatan. Sekarang sama-sama juga bergerak, Muhammadiyah juga mendirikan pondok-pondok pesantren, NU juga mengembangkan pendidikan termasuk juga pendidikan tinggi,” terangnya lagi.

PP Muhammadiyah dan PBNU sepakat mengawal NKRI

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun memuji penghormatan yang diberikan Muhammadiyah atas kunjungannya. Ia tak menyangka, pertemuan tersebut dibingkai secara harmonis dan saling mengedepankan rasa persaudaraan.

Said Aqil mengatakan, NU dan Muhammadiya harus saling kompak mengawal ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwab insaniyah di Indonesia. Sejauh ini, kata dia, kondisi Indonesia jauh lebih lebih dibandingkan negara-negara di Timur Tengah sekalipun.

“Nah keadaan yang masih seperti ini memang sangat baik dan lebih bisa kita banggakan daripada yang di Timur Tengah, mari kita jaga. NU dan Muhammadiyah berkewajiban walaupun tidak diperintah oleh siapapun terpanggil berkewajiban mengawal ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah. Mari kita jaga itu semuanya, karena jika tidak, maka ancaman disintegrasi ancaman perang saudara itu ada,” ucap Said Aqil.

Recent Posts

LBH GP Ansor Desak Nadiem Makarim Lindungi Mahasiswa Indonesia dari TPPO Berkedok Magang

MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…

1 jam yang lalu

Sekjen Kemenag: Izin Prodi S3 UIN Pekalongan Segera Terbit

MONITOR, Jakarta - Sekjen Kementerian Agama M Ali Ramdhani berbagi kabar gembira bagi keluarga besar…

3 jam yang lalu

Karantina Lampung Tahan Ratusan Kilogram Daging Celeng

MONITOR, Lampung Selatan – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Lampung menahan ratusan kilogram…

3 jam yang lalu

Digelar Serentak, 28 Ribu Jemaah Ikuti Launching Senam Haji Indonesia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Launching Senam Haji Indonesia. Kegiatan yang dipusatkan di…

4 jam yang lalu

Gelar Pesta Prestasi 2024, Kemenpora Berikan Penghargaan Bagi Kreativitas dan Prestasi Anak Muda Indonesia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) kembali menyelenggarakan Pesta Prestasi…

6 jam yang lalu

Badan Kerohanian Kristen/Katolik Jasa Marga Rayakan Ibadah Paskah 2024 dengan Berbagi Kasih Sosial ke Panti Asuhan

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk, melalui Badan Kerohanian Kristen/Katolik (BKK) Jasa Marga,…

6 jam yang lalu