MEGAPOLITAN

KIP Kabulkan Gugatan Gerindra soal DPT Siluman

MONITOR, Jakarta – Partai Gerindra Jakarta merasa lega. Pasalnya gugatannya terkait adanya jutaan pemilih siluman pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) dikabulkan pihak Komisi Informasi Publik (KIP).

DPT siluman yang dimaksud adalah adanya enam digit pada Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Kaluarga (NKK) yang tidak bisa dibuka.

Dengan dikabulkannya gugatan DPT siluman oleh KIP, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Muhamad Taufik meminta KPU DKI menjalankan putusan KIP dengab membuka enam digit angka NIK dan NKK. Sebab, hingga saya ini pihaknya kesulitan membaca NIK dan NKK dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Itu kan data yang mestinya dibuka. Kenapa mesti ditutup. Nah, putusan KIP akan berdampak baik untuk pemilu 2019,” kata Taufik dalam keterangan Persnya di Seknas Prabowo-Sandi, di Jalan Hoscokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/10).

Menurut dia, NIK itu angka tunggal sehingga tidak bisa ditutupi. KPU DKI tidak ada alasan tak menjalankan putusan KIP sebagai lembaga negara. “Jika NIK dan NKK enam angka di belakang tak dibuat, kami akan terus melakukan gugatan. Kami, akan bawa ke Dewan Kehormataan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sebab, ini cikal bakal kecurangan,” ungkap Taufik.

Dalam putusan itu, kata Taufik, KIP telah menjadikan dirinya sebagai lembaga ajudikasi dalam menjaga pemilu. Wakil Ketua DPRD DKI itu menilai, persoalan DPT ini merupakan elemen utama jalannya pemilu jujur, adil, dan demokrasi.

“Putusan ini, wajib dieksekusi di tingkat DKI dan diikuti secara nasional,” katanya.

Dia berharap, keputusan KIP DKI Jakarta ini menular ke berbagai daerah lainnya yakni dengan tidak ditutupnya enam digit nomor di belakang NIK dan NKK. Selanjutnya, dalam putusan KIP Taufik menegaskan, penyelenggara pemilu harus koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catalan Sipil (Disdukcapil), Bawaslu DKI, dan pihak-pihak terkait.

“KPU DKI harus panggil mereka. semua stakeholder, semua parpol harus dipanggil, diskusi, dan ditetapkan seberapa hal yang terbuka terhadap informasi yang terbatas,” jelasnya.

Dia menambahkan, ini dilakukan agar pihaknya tidak terus menerus menuduh KPU DKI ingin berbuat tidak baik dalam pemilu 2019 di Jakarta. “Pemilu belum jalan syahwat Sangka tak baik, kalau tak dibuka. Tapi, kami yakin, KPU DKI akan membuka,” tandasnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Wakil Ketua DPD Gerindra, Ahmad Sulhy, menambahkan, putusan KIP tersebut menjadi penting dalam mewujudkan pemilu yang demokratis. Sebab, ada sekitar 1.27 juta pemilih yang identitasnya bermasalah berdasarkan temuan internal.

“Gerindra DKI mencatat, ada 1.243.896 data pemilih invalid dan 27.178 pemilih ganda pada data Pemilu 2019 di Jakarta. Totalnya 1,271,074 pemilih bermasalah. Ini, berdasarkan penelusuran data KPU DKI yang kami lakukan,” jelasnya.

“Kalau total pemilih Jakarta pada Pemilu 2019 mencapai 7,2 juta pemilih, maka pemilih bermasalah jumlahnya cukup besar. Artinya, pemilihan yang demokratis sesuai harapan kita bersama cuma pepesan kosong,” imbuhnya mengingatkan.

Karenanya, Gerindra berharap, KPU melaksanakan putusan KIP tersebut. “Sehingga, kita semua secara bersama-sama dapat mendorong terwujudnya pemilihan yang demokratis, tanpa memenggal hak konstitusional warga untuk memilih,” tandas Sulhy.

Recent Posts

Prabowo Beri Perhatian Penuh Pendidikan Pesantren!

MONITOR, Jakarta - Presiden Prabowo Subiyanto memberi perhatian penuh pembangunan pendidikan di pondok pesantren dan…

1 jam yang lalu

Pandangan Islam; Memilih Pemimpin adalah Kewajiban

MONITOR, Lebak - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lebak, KH. Asep Saefullah mengajak…

2 jam yang lalu

PT Jasamarga Transjawa Tol Gelar Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim

MONITOR, Bekasi - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menggelar kegiatan Doa Bersama dan Santunan Anak…

11 jam yang lalu

KKP Pastikan Produk Perikanan Penuhi Standar Mutu Ekspor AS

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan…

12 jam yang lalu

Gubernur Bengkulu di OTT, DPR: KPK Jangan Jadi Alat Politik Jelang Pilkada

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Irawan menyoroti kasus penangkapan Gubernur Bengkulu…

13 jam yang lalu

Puan: Guru Pahlawan Penjaga Nyala Pelita Masa Depan Bangsa

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024…

15 jam yang lalu