Selasa, 2 Desember, 2025

Respons Cepat Bencana Sumatra, Manag Ajak Media Perkuat Pesan Ekoteologi

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama bergerak cepat dalam merespons bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, khususnya Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

Hal ini disampaikan Menag saat memberikan keterangan pers usai menghadiri Humas Kemenag Award di Jakarta, Senin (1/12/2025). Menag mengungkapkan keprihatinan mendalam atas dampak besar bencana tersebut. Ia menyampaikan bahwa Kemenag bersama sejumlah lembaga segera menggalang bantuan guna meringankan beban masyarakat terdampak.

“Kami sangat prihatin dengan musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatra. Dalam waktu sangat singkat, kami bersama Baznas, Poroz, FOZ, dan pihak lainnya berhasil menghimpun sekitar Rp155 miliar. Ini akan digunakan untuk kebutuhan mendesak para penyintas,” ujar Menag di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta.

Ia menegaskan bahwa upaya penggalangan bantuan terus dilanjutkan, tidak hanya untuk pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan psikologis masyarakat. “Kita ingin tidak hanya memulihkan materi, tetapi juga semangat dan masa depan para korban,” tambahnya.

- Advertisement -

Menag juga menjelaskan bahwa pihaknya dapat memperoleh data lapangan dengan cepat karena memiliki aparatur hingga tingkat Kantor Urusan Agama (KUA). “Satu keuntungan kita, laporan dari KUA itu detik itu juga sampai ke pusat. Data yang masuk insya Allah valid, karena melalui jejaring KUA, majelis taklim, imam masjid, hingga unit-unit lintas agama di daerah,” jelasnya.

Kemenag, lanjutnya, tengah memetakan kondisi madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan yang terdampak. Kebijakan khusus akan diterapkan sesuai tingkat kerusakan. “Yang sangat parah akan mendapat perlakuan khusus. Kita tidak ingin menambah beban mereka. Sudah tertimpa musibah, jangan ditambah masalah baru,” tegas Menag.

Seruan Ekoteologi sebagai Landasan Moral

Menag juga mengajak media untuk terus mengambil bagian dalam menyuarakan pesan moral, terutama pada kondisi bangsa yang sedang menghadapi tantangan besar akibat bencana. Menurutnya, kerja sama antara Kemenag dan media sangat penting untuk membentuk ruang publik yang sehat dan penuh empati.

“Bangsa ini memerlukan bahasa agama yang efektif, efisien, dan tepat waktu. Media memiliki peran strategis menyuarakan seruan moral agar masyarakat tetap kuat dan saling peduli,” ujar Menag.

Menag menegaskan bahwa isu ekoteologi sangat relevan dan mendesak untuk dikedepankan. Ia menyebut bahwa tantangan terbesar yang dihadapi bangsa saat ini adalah kerusakan alam akibat perilaku manusia terhadap lingkungan.

“Bahasa agama sangat efektif untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya bersahabat dengan lingkungan. Merusak alam adalah dosa, dan memperbaiki alam adalah amal pahala,” tegasnya.

Ia berharap kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai keagamaan dapat menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa.

Menag juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada insan media dan Humas Kemenag atas peran pentingnya dalam menyebarkan informasi yang konstruktif serta membangun optimisme publik.

“Prestasi Kemenag tidak mungkin diketahui masyarakat tanpa kerja keras rekan-rekan media. Kami sangat mengapresiasi jihad yang dilakukan media dalam menyuarakan hal-hal baik bagi bangsa,” ujar Menag.

Menag berharap kolaborasi antara Kemenag dan media semakin kuat, terutama dalam menjaga suasana kebangsaan yang harmonis dan penuh kepedulian.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER