MONITOR, Jakarta – Politisi dan Akademisi, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS menekankan generasi muda untuk cerdas memilih pemimpin sehingga bisa membawa aspirasi memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Menurutnya dalam politik saat ini siapapun akan menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan kekuasaan politiknya.
Demikian disampaikan Prof. Rokhmin Dahuri pada Dialog Kebangsaan bertajuk “Merawat Keutuhan Bangsa dengan Politik Moral di Tengah Politik Kekuasaan” di Pendopo Rumah Makan Bawah Pohon, Cibubur, 4 Oktober 2024. Acara yang diselenggarakan Radio Silaturahim (Rasil) Network dihadiri sejumlah tokoh nasional.
“Sementara dalam politik moral kekuasaan bukan tujuan akhir, tetapi sebagai alat perjuangan untuk mewujudkan cita-cita moral kemanusiaan,” tegas guru besar fakultas perikanan dan ilmu kelautan IPB itu.
Lalu, Prof. Rokhmin Dahuri mengutarakan tiga rumus kepada generasi muda dalam politik moral. Pertama, memperbaiki diri (ibdabinafsih) kualitas masing-masing, jangan malas belajar. Kedua, jadi pegawai yang produktif. Tapi, selain dari itu kita berdakwah.
“Ketiga, memberi hukuman kepada pemimpin yang tidak bermoral, seperti nepotisme, pembohong. Lima tahun kemudian jangan pilih dia dan keluarganya,” ujarnya.
Maka, ia mengingatkan bagi para calon kepala daerah untuk stop politik uang. Beliau menegaskan kalau ingin memperbaiki bangsa jujurlah pada diri sendiri.
“Kalau memang belum mampu dan akhlak nya tidak memenuhi syarat sebaiknya tidak usah maju, apalagi ingin mengeruk kekayaan,” tegas Ketua Umum Dulur Cirebonan itu.
Sebaliknya, kepada rakyat untuk tidak memilih kepala daerah itu karena diberi kaos, diberi sepeda, diberi uang. Pilihlah pemimpin yang punya kapabilitas, iman dan takwa.
Anggota DPR RI periode 2024 – 2029 itu berharap dirinya diberikan kesehatan dan Istiqomah dalam menjalankan tugasnya menjalankan tiga fungsi DPR RI menjadi kunci maju mundurnya negara. Yaitu fungsi legislasi, fungsi Penganggaran dan fungsi Pengawasan.
Peran Perempuan Dalam Politik
Sementara itu, Pakar Politik Islam Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, LC, MA menyampaikan mengatakan, negara akan kuat apabila agama juga kuat. Artinya, penerapan nilai-nilai Islam perlu ditekankan agar Indonesia memiliki politik yang sehat.
Namun demikian, rektor perempuan pertama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023 itu menegaskan bahwa dirinya enggan terlibat dalam politik praktis.
“Saya tidak ingin ikut politik praktis meskipun beberapa kali ditawari, tapi saya dalam kelas saja. Saya ingin membina politikus dari dalam kampus,” tutur Guru Besar Sejarah Politik Islam itu.
Dalam kesempatan itu, Prof. Amany juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, sebab perempuan menjadi pemilih terbanyak dalam kontestasi politik itu.
“Perempuan memiliki peran penting, karena mayoritas pemilih dalam Pemilu dan Pilkada tahun ini adalah perempuan,” katanya.
Prof. Amany berharap, perempuan Indonesia bisa lebih menambah wawasan agar dapat memilih dengan bijak pada Pilkada 2024.
“Perempuan diharapkan lebih memberdayakan diri, menambah wawasan, agar bisa memilih dengan baik dan berpartisipasi lebih baik di tengah masyarakat,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK) itu.
Jaga Silaturahmi
Sebelumnya, Komisaris Radio Silaturahim, Ir. Faried Thalib, menyatakan mengenai pentingnya moralitas dalam politik di tengah dinamika politik kekuasaan yang kerap terjadi di Indonesia.
“Alhamdulillah, Radio Silaturahim sudah berdiri selama 15 tahun, dan selama itu pula kami telah mengadakan berbagai acara, baik dalam bentuk dakwah maupun diskusi terkait isu-isu keagamaan dan kebangsaan,” ungkapnya.
Dia pun menyoroti pentingnya menjaga silaturahmi dan membangun pemahaman mengenai politik yang bermoral, terutama di tengah persiapan Pilkada serentak yang akan diadakan di seluruh Indonesia.
Selain fokus pada dakwah, tegasnya, Radio Silaturahim juga berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya politik yang sehat dan bermoral.
“Kami berharap ilmu yang dibagikan dalam acara ini dapat menjadi pedoman dan pemikiran bagi kita semua agar ke depan Indonesia bisa menjadi lebih baik,” pungkasnya.