MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto prihatin dan sangat menyayangkan kembali terjadi peristiwa meledaknya tungku smelter PT Sulawesi Mining Investment (SMI). Dimana kejadian ini menjadi ketiga kalinya insiden serupa di perusahaan tersebut.
“Ini menjadi kali ketiga terjadinya insiden di PT SMI. Menurut data dari LSM Trend Asia, dua insiden sebelumnya di PT SMI terjadi dari tahun 2017 dan 2018. Tentu saya sangat prihatin dan menyayangkan peristiwa serupa kembali terjadi,” ujar Rofik dalam pesan singkatnya, Sabtu (20/1/2024).
Dilanjutkannya, Meledaknya tungku smelter PT SMI ini menambah catatan buruk bagi program hilirisasi yang selama ini dipromosikan Pemerintahan Jokowi. Mengingat selama ini banyak sekali kecelakaan yang terjadi di industri smelter. Paling tidak sudah ada 20 kali kecelakaan sepanjang tahun 2023 ini menurut Trend Asia.
“Kejadian meledaknya smelter PT SMI ini juga sangat ironis karena terjadi pada saat Pemerintah masih belum usai dalam menyelidiki insiden ledakan smelter yang terjadi di pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dengan korban jiwa sebanyak 19 orang. PT ITSS ini juga beroperasi di komplek industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah, di mana PT SMI berada,” paparnya.
Ditambahkannya, Menteri Luhut sendiri, dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kepala Staf Umum TNI, Kapolda Sulawesi Tengah, Badan Pemelihara Keamanan Polri, dan pemangku kepentingan daerah, menyatakan akan bertindak tegas terhadap insiden yang terjadi di PT ITSS, bahkan sampai ke sanksi pidana apabila memang terbukti. Sayangnya, belum usai penyelidikan dan tindakan tegas terhadap PT ITSS, kejadian naas ledakan smelter PT SMI ini terjadi.
Oleh karena itu Politisi dari fraksi PKS ini minta Pemerintah bertindak cepat dan presisi untuk menyelidiki insiden PT SMI ini dan mengambil tindakan hukum yang tegas. Pemerintah harus serius karena ini sudah banyak jatuh korban. Rentetan kecelakaan yang terjadi ini merupakan alarm bahaya yang terang benderang bahwa banyak yang tidak beres dengan program hilirisasi ini.
“Pemerintah perlu mengevaluasi ulang program hilirisasi nikel yang sementara ini lebih banyak mudarat dari manfaatnya. Masyarakat banyak dirugikan berupa nilai tambah yang kecil, terjadinya kecelakaan dan korban jiwa, kerusakan lingkungan hidup dan juga cadangan nikel terus menipis,” pungkasnya.