Sabtu, 23 November, 2024

Direktur PTKI: Mahasiswa Baru Wajib Masuk Ma’had Al Jami’ah

MONITOR, Bogor – Standar capaian pembelajaran Ma’had Al-Jami’ah tidak boleh kurang dengan standar yang ada pada pondok pesantren. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Suyitno saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pengembangan Ma’had Al Jami’ah, Selasa-Kamis (2-4/3/2021).

“Standar minimal capaian pembelajaran harus sama antara PTKIN yang sudah memiliki Ma’had Al-Jami’ah sendiri maupun bagi PTKIN yang bekerja sama dengan pesantren di sekitarnya,” kata Suyitno.

Suyitno menyampaikan bahwa target program ini adalah baik yang berbasis pada Program Studi Islamic Studies maupun sosial sains yang ada pada PTKIN.

“Bagi mereka yang berasal dari program studi islamic studies, wajib hukumnya tafaquh fiddin dengan indikator mahasiswa tersebut mempunyai kemampuan membaca kitab kuning standar yang menjadi bahan referensi mereka nanti saat membuat makalah maupun menyusun skripsi. Sedangkan mereka yang berasal dari sosial sains target indikatornya adalah memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadis secara benar dan melaksanakan kegiatan peribadahan dalam masyarakat,” tutur Suyitno.

- Advertisement -

Adapun pelaksanaan program ini ditargetkan terlaksana pada tahun ini. “Mulai tahun akademik 2021/2022 ini semua mahasiswa baru dari PTKIN wajib masuk Ma’had Al-Jami’ah selama 1 (satu) tahun, tentu bagi PTKIN yang sudah memiliki Ma’had Al-Jami’ah sendiri maupun bagi PTKIN yang bekerja sama dengan pesantren yang ada di sekitarnya,” jelas Suyitno.

Guru Besar UIN Palembang ini berharap agar para Mudhir Ma’had Al-Jami’ah bersinergi dengan para Warek 1. “Terkait perkuliahan tahun ini yang masih diselenggarakan secara daring, para Mudhir harus bekerjasama dengan Warek 1 bidang akademik agar pelaksananaan kegiatan Ma’had dan kegiatan akademik saling berjalan beriringan dan terintegrasi,” katanya.

Sementara itu Kasubdit Pengembangan Akademik Syafi’i mengatakan bahwa tugas Mudhir dan Wakil Mudhir tidaklah ringan karena harus mampu meramu ragam kompetensi yang sangat variatif dari para calon mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah.

“Dibutuhkan kerja yang luar biasa oleh para Mudhir dan Wakil Mudhir, dalam meramu kurikulum yang cocok untuk dinikmati oleh seluruh mahasiswa baru yang tentu inputnya berbeda, ada yang sudah mahir sekali namun banyak juga yang belum mengerti persoalan agamanya,” jelas Syafi’i.

Kegiatan FGD ini membahas pedoman dan panduan bagi penguatan Ma’had Al-Jami’ah serta membahas program evaluasi akademik dan implementasi program tahun 2021 juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan Mudhir Ma’had Al-Jami’ah PTKIN dan pejabat eselon III , IV, dan para analis kebijakan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER