Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin. (dok: parlemen)
MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menyoroti adanya dugaan penyelundupan senjata kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM) dari Australia. Menurutnya, dugaan tersebut harus segera direspons oleh Pemerintah Indonesia melalui langkah diplomatik dan koordinasi antarlembaga.
Hal ini dikatakan TB Hasanuddin pasca penangkapan dan penetapan dakwaan terhadap dua pria asal Australia yang diduga memasok senjata api dan peralatan militer kepada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), baru-baru ini.
“Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra perlu segera menggali informasi lebih dalam mengenai proses peradilan kedua warga Australia itu,” kata TB Hasanuddin, Senin (15/9/2025).
“Sekaligus memfasilitasi upaya pertukaran informasi antara Indonesia dan Australia terkait jejaring serta modus penyelundupan senjata,” sambungnya.
Diketahui, Kepolisian Federal Australia dan Kepolisian Queensland menangkap serta mendakwa dua pria asal Australia yang diduga memasok senjata api dan peralatan militer dari Australia ke Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada Sabtu (13/9).
Penangkapan dua pemasok senjata ini menurut pihak Australian Federal Police atau AFP merupakan pengembangan dari kasus penawanan Phillip Mehrtens yang merupakan Pilot Susi Air pada Februari 2023 lalu. Mehrtens disandera setelah mendaratkan pesawat kecil di Bandara Paro, Papua Barat. WNA tersebut ditawan selama 592 hari, lalu dibebaskan pada September tahun lalu.
Melalui penyelidikan antiterorisme selama dua tahun, aparat Australia dan Selandia Baru mengklaim menemukan bukti yang diduga menghubungkan seorang pria dari Negara Bagian Queensland dan seorang pria dari Negara Bagian New South Wales dengan aktivitas perdagangan senjata.
Dua pemasok senjata itu salah satunya berusia 64 tahun yang ditangkap di New South Wales dan seorang pria 44 tahun yang ditangkap di Queensland. Keduanya didakwa atas pelanggaran perdagangan senjata api ke kelompok paramiliter yang berbasis di Indonesia dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Terkait dugaan tersebut, TB Hasanuddin mendorong Polri agar lebih proaktif memanfaatkan kerja sama yang telah terjalin erat dengan kepolisian Australia.
“Perjanjian kerja sama Indonesia–Australia di bidang kepolisian harus segera dioptimalkan, khususnya dalam pertukaran data terkait jaringan dan cara kerja para penyelundup senjata,” tegas TB Hasanuddin.
Selain itu, anggota Komisi DPR yang mengurusi bidang pertahanan dan hubungan luar negeri ini juga meminta kementerian dan lembaga terkait untuk memperkuat pengawasan. Khususnya, kata TB Hasanuddin, di pintu masuk perbatasan, baik darat, laut maupun udara.
“Kementerian Imigrasi, Dirjen Bea dan Cukai, serta patroli TNI yang bertugas di garis depan pintu perbatasan harus memperketat arus keluar-masuk orang maupun barang,” sebutnya.
“Tidak hanya patroli darat dan laut, patroli udara juga diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan,” tutup TB Hasanuddin.
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyoroti proyek pembangunan tanggul beton…
MONITOR, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong penguatan skema pendanaan…
MONITOR, Jakarta - Direktorat Pesantren Kementerian Agama bersama Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan membahas mekanisme…
MONITOR, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Walisongo (PPWS) Ngabar, KH. Heru Saiful Anwar, menyampaikan apresiasi…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang Semester I Tahun 2025 di tengah dinamika eksternal yang fluktuatif dengan membukukan pertumbuhanPendapatan Usaha di Luar Konstruksi dan EBITDA sebesar 4,1%. Perseroan juga mampu…