BERITA

PJMI Kecam Pembunuhan Jurnalis di Gaza, Desak Aksi Global Lindungi Kebebasan Pers

MONITOR, Jakarta – Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) menyampaikan duka cita mendalam sekaligus kecaman keras atas gugurnya jurnalis Al Jazeera, Anas Al-Sharif, dalam serangan udara militer penjajah Zionis Israel di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, pada Ahad malam, 10 Agustus 2025. Serangan tersebut juga menewaskan sejumlah jurnalis lain yang tengah bertugas di lokasi.

Sejak genosida Gaza dimulai pada Oktober 2023, sedikitnya 237 jurnalis telah dibunuh oleh pasukan penjajah Zionis Israel. Menurut PJMI, tragedi ini menjadi momentum moral untuk menyerukan kepedulian global terhadap kebebasan pers dan hak hidup jurnalis di zona konflik, terutama di Jalur Gaza.

“Kami menyampaikan penghormatan mendalam atas keberanian para jurnalis di Gaza yang mempertaruhkan nyawa demi mengabarkan kebenaran. Serangan Israel bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi juga pengabaian terhadap hukum humaniter internasional yang menjamin keselamatan jurnalis sipil,” ujar Ketua Umum PJMI, Ismail Lutan.

PJMI mendesak pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digital RI, untuk mengambil langkah nyata mendukung keselamatan jurnalis di medan konflik. “Jangan sampai situasi seperti ini menimpa jurnalis kita di Indonesia,” tegas Ismail.

Ia juga menyerukan seluruh organisasi pers nasional untuk tidak tinggal diam. PJMI mendorong penggalangan petisi kemanusiaan dan solidaritas global demi menghentikan serangan terhadap jurnalis serta memperkuat perlindungan bagi mereka di wilayah konflik.

Selain itu, PJMI mengutuk keras praktik kelaparan massal (forced starvation) yang diterapkan penjajah Zionis Israel terhadap warga Gaza, termasuk jurnalis yang bekerja tanpa perlindungan, di tengah blokade total atas akses pangan, listrik, dan informasi. Menurut data Kementerian Informasi Palestina per 18 Juli 2025, 228 jurnalis telah gugur akibat serangan Israel sejak agresi terbaru dimulai, mayoritas ketika sedang menjalankan tugas jurnalistik.

“Bayangkan, mereka melaporkan kejahatan kemanusiaan di tengah kehancuran total, namun kini juga harus berjuang untuk bertahan hidup. Ini adalah kejahatan terhadap jurnalisme itu sendiri,” kata Ismail.

Sebagai langkah strategis, PJMI mengusulkan pembentukan Aliansi Global Jurnalis untuk Palestina yang memperjuangkan perlindungan hukum internasional bagi pekerja media di zona konflik, serta mendorong pemberitaan yang adil, berimbang, dan bebas dari bias propaganda.

“Kami tidak akan tinggal diam. Dunia pers harus bersuara. Jika jurnalis dibungkam dengan kekerasan dan peluru, maka kebenaran perlahan akan ikut terkubur. Ini bukan hanya soal Palestina, tapi soal masa depan kebebasan pers dunia,” pungkas Ismail.

Recent Posts

Terima Delegasi Utusan Presiden Korea, Puan Dorong Pembaruan Kerja Sama Penempatan PMI

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan Delegasi Utusan Khusus Presiden Republik…

42 menit yang lalu

Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong, Renegosiasi Kontrak Sosial

Oleh: Imron Wasi* Presiden Prabowo Subianto telah menggunakan hak prerogatif yang dimilikinya terhadap para narapidana,…

2 jam yang lalu

Munas ASPEKSINDO, Prof Rokhmin: Optimalkan Blue Economy untuk Indonesia Emas 2045

MONITOR, Jakarta - Musyawarah Nasional (Munas) III Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia (ASPEKSINDO)…

3 jam yang lalu

Puan Ungkap Harapan Presiden Peru, Kerja Sama Pariwisata Hingga Sektor Pertanian

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani baru saja menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik…

4 jam yang lalu

Kritik Film Merah Putih One For All, DPR Suarakan Aspirasi Rakyat

MONITOR, Jakarta - Kritik DPR RI terhadap film Merah Putih One for All dinilai sebagai…

4 jam yang lalu

Puan Sebut Akan Ada Kejutan Soal Sekjen PDIP: Tunggu Saja

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menjelaskan…

5 jam yang lalu