Anggota Komisi VII DPR RI, Arizal Tom Liwafa saat Raker dengan Direktur Utama LPP RRI, Direktur Utama LPP TVRI, Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, serta Ketua Dewan Pengawas LPP RRI dan LPP TVRI di Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta.
MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Arizal Tom Liwafa, menyoroti sejumlah tantangan dan peluang pengembangan media publik. Hal itu disampaikan Arizal dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Direktur Utama LPP RRI, Direktur Utama LPP TVRI, Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, serta Ketua Dewan Pengawas LPP RRI dan LPP TVRI. Agenda rapat ini membahas program kerja tahun anggaran 2025.
Dalam wawancara usai rapat, Arizal menyampaikan beberapa poin penting terkait optimalisasi peran lembaga penyiaran publik. “Media seperti TVRI, RRI, dan Antara memiliki tanggung jawab besar untuk tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat. Trafik dan kualitas program mereka harus terus ditingkatkan agar bisa bersaing, bahkan menjadi media rujukan seperti BBC di Inggris,” kata Arizal kepada Media, di Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Arizal menegaskan perlunya inovasi dalam penyajian berita dan program. “TVRI, misalnya, harus jemput bola. Banyak program potensial seperti Panji Petualang atau acara yang berkaitan dengan olahraga dan budaya yang bisa menarik minat publik,” ujarnya.
Namun, ia juga mengkritisi tayangan internal TVRI yang dianggap kurang menarik. “Kita harus fokus pada program-program yang bisa membangun trafik, bukan hanya tayangan internal dengan daya tarik yang minim,” tambahnya.
Arizal juga menyinggung kurangnya pemberitaan tentang anggota DPR, khususnya dari Komisi VII, di media mitra seperti Antara dan RRI. “Mitra harus paham, anggota DPR itu dipilih karena memiliki sejarah popularitas dan elektoral yang tinggi. Tapi kenapa di search engine nama kita justru sulit ditemukan? Media mitra harus lebih aktif meliput kegiatan kita agar pesan-pesan legislasi sampai ke masyarakat,” tegasnya.
Terkait anggaran, Politisi Fraksi PAN ini juga mengakui bahwa keluhan soal keterbatasan dana sering muncul dalam rapat. Namun, ia mengingatkan bahwa penambahan anggaran harus dibarengi dengan peningkatan kontribusi terhadap masyarakat. “Tidak ada masalah dengan penambahan anggaran, tapi perlu diingat ini uang negara, uang rakyat. Jangan sampai dana ditambah, tapi manfaatnya untuk masyarakat tidak terlihat,” ungkapnya.
Arizal berharap media publik bisa lebih adaptif terhadap kebutuhan zaman. “Kita butuh media yang responsif, inovatif, dan mampu menjangkau masyarakat luas. TVRI, RRI, dan Antara punya potensi besar untuk itu, tapi harus ada upaya lebih serius untuk pembenahan infrastruktur, program, dan strategi komunikasi,” tutupnya.
Rapat ini menjadi momentum penting bagi media publik untuk merefleksikan perannya di tengah tantangan era digital, sekaligus merumuskan langkah-langkah strategis untuk memberikan kontribusi lebih nyata bagi masyarakat.
MONITOR, Jakarta - DPR RI baru saja selesai menggelar Konferensi Parliamentary Union of the OIC…
MONITOR, Jakarta - Di tengah suasana formal dan diplomatik selama rangkaian Konferensi Parliamentary Union of…
MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengingatkan pentingnya peran petugas embarkasi dalam…
MONITOR, Subang - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan stabilitas perunggasan melalui berbagai strategi mulai dari…
MONITOR, Jakarta - Memeriahkan Bulan Pendidikan dalam rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kementerian Pendidikan…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian terus mengambil langkah nyata dalam mengatasi fluktuasi harga ayam hidup…