MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi PKS Meity Rahmatia mendukung langkah Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang memindahkan ratusan narapidana narkoba ke Nusakambangan.
Menurut Meity, pemindahan tersebut bermula dari persoalan kasus viral pesta sabu di Lapas Tanjung Raja, Ogan Ilir, Sumatera Selatan dan pandangan umum di masyarakat mengenai napi narkoba.
“Masuk, masih tingkat SD. Keluar, sudah sarjana. Itu guyonan masyarakat soal narapidana terkait Narkoba. Jadi saat ditangkap hanya pemakai. Setelah masuk Lembaga pemasyarakatan (Lapas), dan bebas, justru berubah jadi pengedar, bahkan jadi bandar. Itu bentuk kritik sebenarnya,” pungkas Anggota Komisi XIII ini.
Kalimat satir itu, disampaikan Meity kepada awak media, saat ditanya tentang upaya pemindahan narapidana kasus Narkoba ke penjara pulau Nusakambangan dari sejumlah Lapas di Indonesia.
Menurut Meity, keputusan tersebut dapat dipahami sebagai tindakan pencegahan agar kejadian seperti Rutan Salemba beberapa waktu lalu, tidak terulang. “Kita dukung sebagai bentuk pencegahan dan keseriusan pemerintah dalam memberantas Narkoba di tanah air yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Namun, Meity menambahkan bahwa tak kalah penting dari peristiwa Rumah Tahanan Kelas Satu Salemba adalah transparansi Lapas soal sistem dan peningkatan kualitas pembinaan yang mereka lakukan terhadap narapidana.
“Hal itu sangat penting untuk menjawab guyon dari masyarakat tadi. Masuk Lapas skill level SD, keluar sarjana,” tandas Anggota DPR RI dari Dapil Sulawesi Selatan II ini.
“Apa yang terjadi di Rutan Salemba, dan barangkali di beberapa Lapas dengan kejadian serupa, cukup mengundang banyak tanya. Sebanyak 7 orang napi Narkoba yang tinggal dalam satu sel, bisa melarikan diri secara bersamaan tanpa diketahui oleh petugas. Kemudian, bangunan Rutan itu juga dilengkapi CCTV, tapi tak ada jejaknya,” jelasnya.
Menyusul peristiwa Rutan Salemba, pemerintah dalam hal ini, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan meminta sejumlah Lapas memindahkan Napi Narkoba ke Nusakambangan. Upaya ini juga untuk mengurangi over kapasitas di Lapas.
Terbaru, langkah ini dilakukan oleh Lapas Kelas I Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan keterangan dari pihak terkait, kebijakan ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban (kamtib). Sejumlah 14 warga binaan Lapas Kelas I semarang berhasil dipindahkan pada sabtu dini hari pukul 03.30-05.30 WIB (30/11).
MONITOR, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan peninjauan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo, mengusulkan agar penelitian dan pengembangan…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono menegaskan pembentukan Tim Pengawas Intelijen…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyoroti rusaknya ekosistem Pulau Kabaena…
MONITOR, Bogor - Menteri Agama RI Prof KH Nasaruddin Umar meresmikan operasional gedung Pusat Literasi…