PEMERINTAHAN

Kemenperin Luncurkan Program Restrukturisasi Mesin

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri kayu olahan dan furnitur di Indonesia, salah satunya melalui Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Pengolahan Kayu.

Pelaksanaan program ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 42 Tahun 2022 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 31 Tahun 2024 terkait perubahan atas peraturan sebelumnya. “Program ini memiliki tiga tujuan utama yaitu memperkuat rantai nilai dalam industri kayu olahan dan furnitur melalui optimalisasi teknologi, meningkatkan efisiensi produksi dalam sektor kayu olahan dan furnitur, serta meningkatkan daya saing industri melalui peningkatan produktivitas, kualitas produksi, dan nilai ekspor,” Kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (1/9).

Adapun mekanisme pelaksanaan program ini adalah memberikan potongan harga atau penggantian (reimburse) atas sebagian dari harga pembelian mesin dan perlengkapan yang digunakan dalam industri kayu olahan dan furnitur.Bantuan tersebut diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam program ini.

Hingga 27 Agustus 2024, terdapat 13 permohonan yang masuk melalui sistem informasi industri nasional (SIINas). Kemudian, Tim Teknis menilai hasil verifikasi Lembaga Pengelola Program Restrukturisasi (LPPR) terhadap tujuh perusahaan, yaitu PT Stella Mobili, PT Karya Mitra Seraya, PT Indah Desain Indonesia, PT Gracia Kreasi Rotan, PT Batara Mega Krida Kencana, PT Bahana Bhumipala Persada, PT Bika Parama Cipta.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Setia Diarta dalam acara Penetapan Penerima Dana Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Pengolahan Kayu TA 2024 menyampaikan, penilaian nilai reimburse yang disetujui pada fase pertama TA 2024 mencapai sekitar Rp3,33 Miliar.

Sejak tahun 2022, sebanyak 24 perusahaan pengolahan kayu dan furnitur telah mengikuti program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi ini, terdiri dari sembilan perusahaan pada tahun 2022 dan 15 perusahaan di tahun 2023, dengan total anggaran mencapai Rp10 Miliar. Berdasarkan laporan perusahaan penerima dana program restrukturisasi tahun 2022, program ini telah berdampak terhadap peningkatan efisiensi perusahaan sebesar 10-30 persen, mutu produk 10-30 persen, dan produktivitas perusahaan 20-30 persen.

“Kami berharap, melalui program restruksi mesin dan peralatan industri pengolahan kayu ini, kita dapat mendorong pertumbuhan sektor industri kayu olahan dan furnitur dengan dukungan teknologi yang lebih baik dan efisien,” pungkas Putu.

Recent Posts

Capai Indonesia Emas 2045, DPR Dukung Peningkatan Anggaran KKP

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Arif Rahman mendukung adanya peningkatan anggaran untuk Kementerian…

7 menit yang lalu

Bertambah Lagi, DEB Hadir di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi

MONITOR, Indramayu - Pertamina, melalui Subholding Gas dan entitas usahanya PT Pertamina Gas, melanjutkan komitmennya…

1 jam yang lalu

Mentan Jelajahi Tiga Provinsi dalam Satu Hari Demi Swasembada Pangan

MONITOR, Banjarmasin - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) melakukan kunjungan kerja maraton ke…

1 jam yang lalu

Jasa Marga Paparkan Kesiapan Pelayanan Operasional Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 dalam Kunjungan Wamen PU

MONITOR, Jakarta - Menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PT Jasa Marga (Persero)…

2 jam yang lalu

Rapat DPR Bersama KKP, Arif Rahman: Implementasi PIT Belum Optimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rahman, mengkritisi implementasi kebijakan Penangkapan Ikan…

2 jam yang lalu

Pengamat: Peran PGN Sejalan dengan Pasal 33 UUD 1945

MONITOR, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansah, mengungkapkan bahwa keberadaan Pertamina Gas Negara (PGN)…

3 jam yang lalu