Koordinator Staffsu Menag Gus Adung (berdiri) di dampingi Direktur PAI Dr. H.M Munir (kiri) dan Kasubbag TU PAI H. Solla Taufiq (kanan) saat acara Pembinaan dan Pembekalan Mutu SDM Moderasi Beragama Pada PAI
MONITOR, Jakarta – Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) punya tanggung jawab penting. Yaitu, memberikan pemahaman agama kepada 43 juta siswa muslim di Indonesia.
Karenanya, Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Abdul Rochman meminta para guru PAI punya metode ajar agama yang tepat di sekolahan, meski jam pelajaran yang tersedia sangat singkat.
“Guru Pendidikan Agama Islam ini menjadi sangat penting. Sebab, (pemahaman) 43 juta anak muslim Indonesia ini ada di pundak dan menjadi tanggung jawab dari bapak ibu sekalian,” ujar Abdul Rochman dalam acara Pembinaan dan Pembekalan Mutu SDM Moderasi Beragama Pada PAI di Kabupaten Bogor, Jumat (17/5/2024).
Gus Adung, panggilan akrabnya, menegaskan bahwa guru PAI harus punya target tentang pelajaran-pelajaran agama yang hanya 2 jam dalam 1 minggu di sekolah umum. “Dengan 2 jam seminggu itu, kita juga harus memikirkan apa yang kita ajarkan kepada siswa. Yang lainnya bobotnya bisa dikurangi dari itu, tapi bukan berarti lainnya tidak penting. Minimal salatnya itu benar. Berarti wudhu, salat, doa atau wiridan setelah salat,” ujarnya.
Gus Adung juga menekankan pentingnya kemampuan membaca Al-Qur’an. Keluar dari SD, SMP, SMA, kata dia, para siswa minimal harus bisa baca Al-Qur’an. Guru PAI harus bisa mencari metode yang paling cepat.
Selain itu, ia menggambarkan bahwa buku agama bisa diringkas dan dibuat agar siswa bisa mempelajari agama dengan mudah dan lebih simpel, seperti tentang rukun Islam, fiqihnya salat dan haji.
“Dibuat tabel-tabel misalnya. Itu dibuat yang simpel sehingga orang itu bisa memahami agama dengan cara yang lebih mudah. Selebihnya adalah penekanan ketauhidannya, dan terutama akhlaknya itu. Dan itu harus dibentuk melalui keteladanan,” katanya.
Guru PAI, kata Koordinator Stafsus, harus bisa berpikir bagaimana caranya agar para siswa bisa mencintai agamanya. “Semangat untuk beragama, moderat berfikirnya dengan waktu yang sangat pendek. Itu bagaimana kita mengajarkannya karena waktu kita ini pendek,” katanya.
Lebih lanjut, Stafsus Menag menyebut bahwa Direktorat PAI sebuah unit yang sangat penting karena akan berpengaruh terhadap 43 juta anak muslim se-Indonesia. Oleh karenanya, keberhasilan pengembangan program dan kebijakan yang diambil harus diutamakan.
“Kalau direktorat ini gagal di dalam mengembangkan programnya, kebijakannya itu maka punya pengaruh terhadap 43 juta anak muslim di Indonesia,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama mendukung sukses penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu implementasi…
MONITOR, Jakarta - Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita yang sebelumnya menjabat sebagai…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini menandatangani nota kesepahaman antara Kementerian Agama…
MONITOR, Jakarta - Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Laksdya TNI Dr. Irvansyah,…
MONITOR, Jakarta - Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 untuk Guru Pendidikan Agama Hindu (PAH)…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya profesionalitas dan etika yang baik…