PEMERINTAHAN

Sekjen Kemenag Minta Guru Besar PTKN Jadi Teladan dalam Ilmu, Laku, dan Inovasi

MONITOR, Jakarta – Guru Besar pada Perguruan Tinggi Keeagamaan Negeri (PTKN) terus bertambah. Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani meminta agar hal itu berdampak pada terus berkembangnya invensi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pesan ini disampaikan pria yang akrab disapa Kang Dhani ini saat menyampaikan sambutan pada pengukuhan sejumlah guru besar pada Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

Menurutnya, UU No 24 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyebut bahwa Guru Besar adalah jabatan akademik tertinggi. Namun, para guru besar jangan pernah berhenti dalam proses belajar.

“Dari hidup kita belajar dan dari belajar kita hidup. Nasihat orang tua: Orang terpelajar hanya pemilik masa lalu. Orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan,” ujar Kang Dhani di Palembang, Sabtu (20/4/2024).

“Para Guru Besar terus belajar, menemukan hal baru, mendedikasikannya buat mahasiswa dan selalu belajar, termasuk menjaga kebajikan. Satu satunya ilmu yang tidak tergerus dinamika waktu adalah kebaikan dan kebajikan,” sambungnya.

Sekjen juga mengingatkan bahwa guru besar akan menjadi rujukan mahasiswa dan masyarakat. Apa yang disampaikan akan menjadi referensi. Setiap kata guru besar adalah ilmu, perilakunya adalah teladan mahasiswa.

“Hati hati dalam berkata dan berperilaku. Setiap perilaku kita menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat kita,” tegasnya.

Sekjen Kemenag mengucapkan selamat atas pengukuhan sejumlah guru besar UIN Palembang. Kepada mereka, Ali Ramdhani berpesan akan air kehidupan. Menurutnya, sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Maka, Sekjen mengajak guru besar menghormati orang yang telah memberi air kehidupan.

Seorang ibu, kata Kang Dhani, telah mendedikasikan lima jenis air penyangga kehidupan yang tergantikan. Pertama, ibu persembahkan air ketuban sebagai sarana janin tumbuh dan berkembang.

Kedua, ibu persembahkan air darah agar janin mampu tumbuh berkembang dengan baik. Ketiga, ibu persembahkan sari pati dalam rupa air susu. “Air ketuban, darah, dan air susu adalah sari pati kehidupan yang tidak pernah bisa digantikan,” sebut Kang Dhani.

Keempat, ibu persembahan air keringat. Dia terus menjaga anak dengan keringat untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak dengan baik. Kelima, ibu selalu mengawal kehidupan anaknya dengan air mata ketika melangitkan doa.

“Mari kita semua ucapkan terima kasih tertinggi pada orang yang telah memberikan air kehidupan pada kita,” pesannya.

“Persembahkan hal sama kepada ayahanda kita. Sebab, kita juga tumbuh dan berkembang dari air kehidupan yang bersumber dari seorang ayah,” tandasnya.

Recent Posts

Indonesia dan Arab Saudi Tingkatkan Kerja Sama di Industri Petrokimia dan Hilirisasi Mineral

MONITOR, Jakarta - Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya meningkatkan kerja sama yang komprehensif di…

4 jam yang lalu

Nelayan Keluhkan Sulit Cari Ikan Akibat Pagar Laut, DPR Minta Pemerintah Segera Bertindak

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan merespons keluhan para nelayan akibat…

9 jam yang lalu

Kementerian UMKM Gelar FKP Guna Sempurnakan Mekanisme Pelayanan Publik

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP)…

11 jam yang lalu

Kasus Kekerasan Seksual di RSHS, DPR: Harus Dilakukan Evaluasi Menyeluruh

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengecam keras kasus kekerasan…

12 jam yang lalu

Marak Kasus Pelecehan, Puan Serukan Jangan Lelah Perangi Kekerasan Seksual!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak semua elemen bangsa dan seluruh masyarakat…

13 jam yang lalu

Bali Diingatkan Tak Perlu Latah Tiru Israel Atasi Krisis Pangan

MONITOR, Bali - Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja ikut berkomentar…

15 jam yang lalu