PERTANIAN

Kadistan Belu Klarifikasi Bantah Food Estate Belu Gagal, Ini Faktanya

MONITOR, Belu – Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Belu, Gela Lay Rade memberikan klarifikasi terkait simpangsiurnya pemberitaan yang menyebutkan program Food Estate jagung di Belu yang dicanangkan Presiden gagal total. Faktanya, kata Gela, dari luas 53 hektar food estate Rotiklot, saat kunjungan ada 37 hektar pertanaman belum panen, sedangkan sisanya 16 hektar sudah diolah lahan dan siap sarana dan prasarana produksinya.

“Jadi perlu dipahami bersama, seluas 16 hektar memang belum ditanam karena air belum tersedia dari sprinkle. Perlu diketahui pengoperasian sprinkle butuh biaya Rp 2,5 juta perhari, sehingga perlu dlakukan pertanaman dengan pola irigasi kocor selang, kalau menunggu tanam nanti saat musim hujan masih agak lama yaitu oktober-desember baru ada hujan,” ujarnya di Belu, Senin (25/4/2022).

Gela memastikan di lokasi yang dikunjungi Presiden itu tidak benar bila dikatakan gagal, karena faktanya memang belum ditanam menunggu kesiapan air. Bukti-buktinya saprodi masih ada dan sekarang siap ditanam.

“Hari Minggu kemarin mulai tanam jagung 16 hektar dengan air dikocor selang hemat tanpa biaya karena beda ketinggian bersumber bendungan rotiklot,” jelasnya.

Sebagai informasi secara keseluruhan food estate Belu seluas 559 ha terdiri dari padi 411 ha dan jagung 148 ha. Lokasi berada di Kecamatan Kakuluk Mesak (jagung) Desa Fatuketi/Rotiklot 53 ha, Desa Leosama 75 ha, dan Kecamatan Tasifeto Timur Desa Umaklaran 20 ha; Sedangkan untuk padi di Kecamatan Kakuluk Mesak Desa Fatuketi 281 ha, Kecamatan Tasifeto Tumur Desa Umaklaran 70 ha dan Desa Manleten 60 ha. Sebagian besar tanaman padi food estate saat ini dalam kondisi siap panen.

Berdasarkan informasi dari petani, jagung yg ditanam pada musim yang lalu di lokasi Desa Fatuketi yang dijadikan kunjungan Presiden telah menghasilkan panen kurang lebih rata-rata 3,39 ton/hektar jagung. Bahkan, pertanaman jagung yang akan dilakukan kali ini diprediksi akan dipanen bulan Juli dengan prediksi panen 4,5-5 ton per hektar.

Sementara itu Ketua Poktan Fattasu Blok C, Maria Yolenta ikut mengklarifikasi terkait pertanaman jagung di Kawasan Food Estate. “Kemarin kami sudah bertemu dengan Dinas Pertanian dan penyuluh. Kita sepakat akan melakukan langkah-langkah yakni dari luas lahan yang akan dirotari kemudian akan dibuatkan saluran cacing seluas 16 ha,” ujarnya.

“Rencananya besok akan kami lakukan pembuatan saluran cacing tersebut dengan traktor dan rotari, kemudian untuk anggota kelompok yang lahannya sudah teraliri air agar segera tanam jagung hibrida,” sambung Maria.

Untuk mendapat air irigasi, Dinas Pertanian Belu telah bersurat ke BBWS kupang untuk memanfaatkan air dengan pola dikocor karena head sprinkle dicabut dan disimpan BBWS sehingga terlambat atau mundur bertanam.

Recent Posts

Sinergi dengan USAID, Pertamina Tingkatkan Komitmen Keberlanjutan

MONITOR, Jakarta - Pertamina dan United States Agency for International Development (USAID), melalui program Sustainable Energy for…

20 menit yang lalu

Kemenag: 195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama terus melalukan percepatan penerbitan visa jemaah haji Indonesia. Hingga hari…

2 jam yang lalu

Sosialisasi Empat Pilar, Yandri Susanto: Pendidikan Kunci Kemakmuran Bangsa

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto menyampaikan pentingnya pendidikan untuk kemajuan dan…

2 jam yang lalu

Piala Asia U-23 2024, Ketum PSSI: Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda

MONITOR, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengapresiasi perjuangan tim U-23 Indonesia meski kalah…

3 jam yang lalu

Danpuspom TNI Buka Rakornis Pom TNI – Propam Polri Tahun 2024

MONITOR, Jakarta - Danpuspom TNI Mayor Jenderal TNI Yusri Nuryanto membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis)…

4 jam yang lalu

ESG Berkelanjutan, Pertamina Manfaatkan Limbah Pakaian Seragam Bekas Jadi Baju Daur Ulang

MONITOR, Jakarta – Mendukung penuh keberlanjutan, PT Pertamina (Persero) ajak seluruh Perwira (Pekerja Pertamina) dalam program…

7 jam yang lalu