MONITOR, Bekasi – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong percepatan implementasi kinerja peternakan dengan melakukan konsolidasi pelaksanaan program kegiatan peternakan dan kesehatan hewan Tahun 2022. Hal ini disampaikan Mentan ketika menghadiri Rapat Koordinasi Evaluasi Kegiatan dan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Utama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2022, Selasa (4/1).
“Tahun ini, tahun peternakan, fokus kita kedepan semua keputusan yang diambil harus akurat dan terakselerasi dengan tepat, terarah dan pertajam program peternakan serta lakukan harmonisasi sehingga mencapai kesejahteraan peternak yang lebih baik” ungkap SYL.
Lebih lanjut SYL menjelaskan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang tidak mengalami keterpurukan, hal itu dibuktikan dengan kenaikan pertumbuhan PDB sektor pertanian yang sangat signifikan yaitu sebesar 12,93%, perkembangan nilai tukar petani (NTP) yang mengalami rata-rata peningkatan 0,49% dibanding periode sebelumnya dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) yang mengalami kenaikan sebesar 0,51% dari periode sebelumnya. Selain itu nilai ekspor pertanian selama periode 2021 mengalami kenaikan sebesar 42,47% untuk produk pangan dan non-pangan, serta realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sub sektor peternakan pada tahun 2021 mencapai 100,67% naik sebesar 15,16% dari target.
SYL juga menambahkan bahwa ada berbagai aspek yang menjadi titik pengendalian program, diantaranya adalah peningkatan kualitas pakan, bibit, kesehatan hewan, pengendalian pemotongan betina produktif dan pasca panen, pengolahan produk asal hewan serta manajemen usaha. Untuk itu, Kementan terus konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan rakyat dan memprioritaskan keberadaan ternak lokal dalam pemenuhan pangan asal ternak dalam negeri.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyampaikan laporan kinerja Ditjen PKH tahun 2021 sekaligus memaparkan program dan kegiatan Ditjen PKH tahun 2022.
Pada tahun 2022, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menyiapkan 5 (kima) kegiatan utama yang mengakomodir sektor peternakan dari hulu sampai ke hilir. Kegiatan tersebut adalah Sikomandan, Korporasi Desa Sapi, Desa Korporasi Kambing Domba, Pertanian Terpadu Berbasis Unggas, dan Pengembangan Sarang Burung Walet.
“Ada 12 provinsi penyangga populasi ternak, 11 provinsi pelaksana kegiatan Korporasi Desa Sapi, 12 provinsi Pengembangan Kawasan Khusus, 5 provinsi FE (Food Estate) dan 5 Provinsi untuk Integrasi Sapi yang akan kita garap tahun ini” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah.
Lebih lanjut Nasrullah menambahkan bahwa kebutuhan dan pasar pangan saat ini sangat besar dan akan terus tumbuh. Oleh karena itu perkembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara inovatif berbasis teknologi modern, yang akan mampu meningkatkan efisiensi proses produksi dan kualitas bahan pangan yang harganya terjangkau, dan mampu memperbaiki daya dukung lingkungan, serta menyejahterakan para petani dan sektor pendukungnya.
Terkait Korporasi Desa Sapi dan Desa Korporasi Kambing Domba, dibutuhkan dukungan lembaga keuangan untuk fasilitasi KUR, dan juga dukungan instansi lain untuk pengembangan inovasi, termasuk pendampingan/pengawalan dari kepolisian. Desa korporasi ini dibentuk dengan basis sentralisasi kawasan pada lima desa dengan lokasi yang berdekatan dan dikelola oleh satu manajemen yang berorientasi bisnis.
Adapun untuk Pertanian Terpadu Basis Unggas, pengembangan kawasan ternak itik/ayam dilaksanakan di wilayah integrasi tanaman jagung dengan lokasi pengembangan yang disinergikan dengan lokasi sentra jagung di Ditjen Tanaman Pangan. Selanjutnya, dalam rangka peningkatan kuantitas ekspor, Ditjen PKH juga memberikan dukungan fasilitasi dari hulu ke hilir, mulai dari peningkatan populasi dan perbaikan kualitas sampai peningkatan mutu dan diversifikasi produk serta promosi.
“Pada tahun 2022 akan di lakukan piloting di sentra pengembangan walet melalui fokus Intervensi (pengolahan dan Pemasaran) di Lokasi NTB, NTT, Kalteng, Kalimantan Barat dan Sulsel” ujar Nasrullah.
Kegiatan Rapat Koordinasi Evaluasi Kegiatan dan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Utama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2022 ini dilaksanakan bersamaan dengan pengukuhan Jaringan Pertanian Nasional (JPN) sebagai bagian dari pendekatan dalam membangun komunikasi untuk memajukan pertanian. Menteri Pertanian selaku Ketua Dewan Pembina Nasional JPN berharap JPN sebagai infrastruktur yang menjadi kekuatan-kekuatan masyarakat dapat menjadi mata petani, mulut petani dan telinga petani dalam Komda dan saling besinergi dalam pembangunan pertanian.
Anggota JPN merupakan generasi milenial dengan usia dibawah 40 tahun dengan struktur organisasi JPN terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Pimpinan Nasional, dan Komisariat Daerah di setiap kabupaten.
Dalam kegiatan Rakor dan Pengukuhan JPN ini, Ditjen PKH juga memberikan penghargaan kepada 6 (enam) orang pelaku usaha milenial dan pelaku usaha UMKM yang telah mendukung ekspor komoditas peternakan sebagai wujud apresiasi. Komoditas peternakan yang diekspor antara lain olahan daging domba dan sapi, kelinci hias dan pedaging, Black Soldier Fly, olahan susu (keju), kambing, dan telur asin. Sedangkan negara tujuan ekspor seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Amerika Serikat, Belanda, Inggris, Singapura, Selandia Baru, Prospek Mesir dan Turki.
“Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dan mempererat kerjasama antar kementerian/lembaga dan petani dalam menjadikan dunia Peternakan menjadi lebih baik”, pungkas SYL.
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…
MONITOR, Jakarta - Keterbukaan informasi publik menjadi elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis. Keterbukaan informasi…