MONITOR, Aceh Tengah – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS memberikan sejumlah saran dan strategi terkait pengembangan perikanan budidaya saat menjadi narasumber pada rapat koordinasi atau Rakor Penggelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan, Perikanan Perairan Umum Daratan (PUD) yang digelar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh di Takengon, Rabu (8/12).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Kabinet Gotong Royong tersebut menerangkan bahwa penguatan dan pengembangan usaha perikanan budidaya di setiap kabupaten dan kota hendaknya berbasis komoditas unggulan setempat (lokal). Untuk kabupaten/kota non-pesisir, komoditas/spesies unggulannya adalah jenis-jenis ikan perairan tawar, seperti: ikan nila, gurame, mas, patin, lele, baung, lobster air tawar, udang galah, dan ikan hias.
“Sedangkan untuk kabupaten/kota pesisir, komoditas unggulan di perairan laut adalah kakap putih, kerapu, kerang hijau, kerang darah, gonggong, lobster, bawal bintang, dan rumput laut (Euchema spp). Kemudian, komoditas unggulan perairan payau (tambak) adalah udang vaname, nila salin, bandeng, kepiting, dan rumput laut (Gracillaria spp),” ujarnya.
Adapun komoditas unggulan di perairan tawar menurut Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu adalah ikan nila, gurame, mas, patin, lele, baung, lobster air tawar, udang galah, dan ikan hias. Menurutnya, pengembangan usaha akuakultur juga untuk menghasilkan komoditas (raw materials) untuk industri farmasi, kosmetik, functional foods & beverages, pupuk, pewarna, biofuel, dan beragam industri lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Prof Rokhmin juga memberkan pentingnya revitalisasi dan pembangunan baru hatchery untuk berbagai komoditas unggulan, sesuai kebutuhan. “Tidak kalah pentingnya, pengembangan pabrik pakan mandiri, dengan sumber protein non-fishmeal (tepung ikan) yang berkualitas, harga relatif murah, dan supply kontinu,” terangnya.
Rakor sendiri diikuti dengan penebaran benih ikan di Danau Laut Tawar, Takengon. Penebaran benih ikan dilakukan oleh Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, Sekda, Dandim, Polres dan Forkompimda.
Kepala DKP Aceh Aliman menyatakan rakor tersebut dalam rangka upaya pemerintah daerah Provinsi Aceh memanfaatkan potensi perairan umum daratan (PUD). “Salah satu fokus dalam rakor ini membahas tentang perairan umum daratan (PUD) karena Aceh Tengah, memiliki danau terbesar di Provinsi Aceh,” katanya.
Apalagi, lanjut Aliman Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah memiliki Danau Lut Tawar, sehingga untuk pengelolaannya ke depan bisa lebih baik lagi, terutama di sektor perikanan. “Tentu, kita harapkan untuk ikan endemi yang hidup di Danau Lut Tawar (Laut Tawar), bisa terjaga keberlangsungannya,” ungkapnya.
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024…
MONITOR, Jakarta - Koperasi sebagai tonggak pemberdayaan masyarakat, telah membuktikan bahwa ekonomi yang kuat dapat…
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…
MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…