POLITIK

Soal Vaksin Covid-19, Mardani Minta ITAGI dan BPOM Bebas Intervensi

MONITOR, Jakarta – Anggota DPR RI, Mardani Ali Sera, mengungkapkan bahwa Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus bebas intervensi dalam proses vaksinasi Covid-19.

Menurut Mardani, investasi kesehatan merupakan investasi kepada bangsa agar bangsa ini sehat dan berumur panjang.

“Disinilah fungsi negara dan wajib dilakukan di tengah situasi yang tidak menentu ini. Mengingat kesehatan masyarakat merupakan salah satu pondasi pembentuk kesejahteraan,” ungkapnya kepada MONITOR dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (4/1/2021).

Mardani mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 yang menurut rencana akan dilakukan tahun ini merupakan bagian intervensi kesehatan yang prinsipnya harus membuat bangsa ini sehat dan berumur panjang.

“Tidak ada pilihan, vaksin harus dibuktikan dengan penelitian seperti tahap 1-3 yang terbukti aman,” kata Politikus PKS itu.

Kemudian, Mardani menegaskan bahwa ITAGI dan BPOM perlu terlibat intensif dan harus terbebas dari intervensi pihak manapun.

“ITAGI memberikan rekomendasi yang benar, BPOM mereview-nya, sehingga betul-betul keputusan yang dibuat berbasis data, bukan berbasis opini maupun politik. Jelas bahwa vaksin ini harus manjur dan bisa menimbulkan antibodi yang tahan lama,” ujarnya.

Namun yang perlu digarisbawahi, menurut Mardani, Negara jangan hanya mengandalkan vaksin saja, tapi juga harus berusaha keras agar rakyat bisa menerapkan protokol hidup sehat sebagai suatu kebiasaan.

“Jika belum kuat, patut dipertanyakan dimana intervensi kita apakah sudah seserius itu?. Kemudian diiringi dengan law enforcement dalam penegakan disiplin protokol kesehatan dan anggaran yang pro kesehatan. Perlu diingat, vaksin itu butuh waktu dan timbulnya antibodi juga memerlukan waktu. Karena itu perilaku hidup sehat tidak bisa ditawar,” ungkapnya.

Terakhir, Mardani menyebutkan, ada satu hal sebenarnya yang patut disayangkan, yakni belum diperkuatnya Puskesmas yang dimiliki yang tersebar di sekitar 9.000-an kecamatan dengan jumlah mencapai 10.166 buah.

“Seharusnya Covid-19 mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan transformasi dan reformasi kesehatan serta penguatan pelayanan kesehatan dasar,” ujarnya.

“Karena jika pelayanan kesehatan dasarnya kurang kuat, program apapun yang diturunkan akan lama sekali sampai ke masyarakat. Program vaksinasi akan lama jika semuanya dilaksanakan tingkat kabupaten, mutlak perlu diperkuat dengan sebaik-baiknya,” kata Mardani menambahkan.

Recent Posts

DPR: Miris Pengguna Judi Online di Indonesia Jadi Tertinggi di Dunia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan menanggapi maraknya praktik judi online…

7 jam yang lalu

Siswa MAN 2 Banyumas Raih Medali Emas 3rd Indonesian Internasional Invention Expo 2024

MONITOR, Jakarta - Tim riset Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyumas meraih medali Emas 3rd…

9 jam yang lalu

Hardiknas 2024, Maxim Laksanakan Serangkaian Kegiatan Edukasi di Berbagai Sekolah di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional di tanggal 2 Mei 2024, aplikator penyedia…

10 jam yang lalu

DPR Apresiasi Praktik Moderasi Beragama di Bali

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi bersama sejumlah anggota hari ini melakukan…

12 jam yang lalu

MER-C Kecam Israel Terkait Temuan Kuburan Massal di Dua Rumah Sakit di Gaza

MONITOR, Jakarta - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengecam keras Israel terkait temuan kuburan massal…

13 jam yang lalu

Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak

MONITOR, Jakarta - Tim U-23 Indonesia akan bertemu Irak pada laga perebutan tempat ketiga Piala…

14 jam yang lalu