NASIONAL

LP3ES Ungkap Empat Indikator Negara Otoriter Sudah Terasa di Indonesia

MONITOR, Jakarta – Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menyatakan Indonesia memang belum pada tahapan menjadi negara ototoriter secara penuh di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, Direktur Media and Demokrasi LP3ES Wijayanto, mengungkapkan bahwa ciri-ciri praktik negara otoriter tersebut sudah mulai dapat ditemui dan dirasakan di Indonesia.

Wijayanto menyebutkan bahwa setidaknya ada empat indikator praktik negara otoriter yang dapat ditemui dan dirasakan saat ini.

Pertama, menurut Wijayanto, diingkarinya aturan main demokrasi dengan munculnya wacana dari pemerintah untuk membuat presiden dapat menjabat dalam tiga periode.

Kedua, lanjut Wijayanto, kelompok oposisi semakin lemah. Hal ini seiring masuknya dua rival Jokowi di Pilpres 2019 lalu, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, ke dalam struktur pemerintahan.

“Ketiga pembiaran terhadap kekerasan. Itu terjadi pada penolakan Omnibus Law dan juga penolakan revisi UU KPK,” ungkapnya saat membuka diskusi bertajuk ‘Reformasi Hukum & HAM vs Otoriterianisme: Pemikiran Muladi & Agenda 2021’ yang digelar LP3ES secara daring, Jakarta, Sabtu (2/1/2021).

Sementara indikator yang keempat, Wijayanto mengatakan, yakni adanya ancaman terhadap kebebasan sipil yang dapat dilihat dari teror terhadap para aktivis, mahasiswa dan insan pers yang sampai saat ini kasusnya belum juga tuntas.

Hal itu, menurut Wijayanto, terjadi ketika konsolidasi oligarki tidak diikuti dengan konsolidasi publik, sehingga para oligarch tidak memiliki penantang.

“Hal tersebut semakin nyata ketika kita berefleksi terdapat berbagai kebijakan pemerintah yang keluar tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, mulai dari New Normal hingga Omnibus Law dan pemaksaan diselenggarakannya pemilu (kepala daerah),” katanya.

Wijayanto menilai, sudah saatnya pemerintah kembali mendengarkan suara rakyat. Pemimpin-pemimpin yang terpilih tidak seharusnya memunggungi demokrasi dan lebih mengutamakan aspirasi rakyat.

“Apalagi, aspirasi rakyat terutama dalam saluran digital, terhambat dengan adanya pasukan siber,” ujarnya.

Recent Posts

Aktivis Cium Aroma Politis Pada Pemanggilan Suami Airin dan Ketua DPRD Banten oleh Kejati

MONITOR, Jakarta - Dipanggilnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dan Fahmi hakim ketua DPRD Provinsi…

19 menit yang lalu

Survei: Elektabilitas Atang-Annida Salip Dedie-Jenal di Pilkada Kota Bogor

MONITOR, Jakarta - Pemilih muda diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan hasil Pemilihan Kepala…

44 menit yang lalu

DPR Harap Semua Pimpinan KPK Terpilih Sinergi dan Solid; Jangan Ribut-ribut

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI telah menetapkan lima pimpinan KPK terpilih dan lima…

1 jam yang lalu

Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa guru adalah pahlawan sejati. Hal tersebut…

2 jam yang lalu

Komisi IV DPR Dorong Kolaborasi Tingkatkan Produksi Susu Lokal

MONITOR, Pasuruan - Komisi IV DPR RI menyoroti permasalahan sektor persusuan nasional dalam kunjungan kerja…

2 jam yang lalu

PT Jasamarga Transjawa Tol Raih Penghargaan The Iconomics Awards Tahun 2024

MONITOR, Jakarta - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) selaku pengelola 4 ruas segmen operasi jalan…

3 jam yang lalu