HANKAM

TNI AL Butuh Pesawat Anti Kapal Selam dan Permukaan

MONITOR, Jakarta – TNI Angkatan Laut (AL) membutuhkan pesawat Maritime Patrol Aircraft (MPA) berkemampuan anti kapal selam dan anti kapal permukaan dalam mendukung tugas pokok TNI.

Hal itu disampaikan Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksda TNI Didik Setiyono, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) di Gedung Neptunus Mabesal, Cilangkap. Kamis (8/10/2020).

Didik mengungkapkan bahwa dihadapkan dengan tuntutan pengamanan yang cukup berat dan adanya keterbatasan kemampuan saat ini, maka Indonesia khususnya TNI membutuhkan adanya kemampuan gelar operasi yang lebih efektif dan efisien berupa pesawat MPA yang berfungsi sebagai perpanjangan mata dan tangan unsur-unsur TNI AL.

“Saya berharap agar dalam kegiatan FGD ini diperoleh saran dan masukan yang membangun terkait jenis pesawat udara Multirole MPA yang sesuai untuk TNI AL dihadapkan dengan tugas pokok TNI dan TNI AL dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah perairan yurisdiksi nasional Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (8/10/2020).

Menurut Didik, perkembangan lingkungan strategis di kawasan saat ini menuntut adanya kemampuan pengamanan di wilayah perairan Indonesia, baik dalam segi penegakan hukum maupun kemampuan menghadapi ancaman yang berdimensi militer.

Didik mengatakan, tumpang tindih klaim di Laut China Selatan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan yang memiliki tingkat kerawanan tinggi, baik kerawanan terhadap pelanggaran hukum, maupun kerawanan terjadinya konflik terbuka antara negara yang bersengketa.

“Dengan meningkatnya eskalasi tingkat kerawanan tersebut, Indonesia harus siap dan mampu melindungi kepentingannya di Laut Natuna Utara dengan mengandalkan kekuatannya sendiri,” katanya.

Selain menimbulkan ancaman terhadap sumber daya yang dimiliki Indonesia, lanjut Didik, ketidakmampuan Indonesia dalam mengamankan kepentingan nasionalnya juga akan mengundang pihak-pihak lain yang bersengketa mengintervensi kebijakan pertahanan Indonesia untuk kepentingannya masing-masing yang dapat merugikan posisi Indonesia sebagai negara Non Blok.

Sekadar informasi, acara itu juga dihadiri Waasrena Kasal Laksma TNI Erwin S. Aldedharma dan Waasops Kasal Laksma TNI Irvansyah.

FGD itu selain diikuti peserta dari Satker Mabesal, juga dilaksanakan secara virtual dengan Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Kogabwilhan 1, 2 dan 3. Kemudian Koarmada 1, 2 dan 3. Juga ada Seskoal, Puspenerbal dan Dislitbangal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Recent Posts

Sertifikasi Halal, Peningkatan Omset, dan Proteksi Konsumen

MONITOR, Jakarta - Dalam rentang waktu lima bulan belakangan, omset penjualan online produk minuman milik…

45 menit yang lalu

Peresmian Rumah BUMN Pekanbaru, Langkah Pasti Erick Thohir Berdayakan UMKM Lokal

MONITOR, Pekanbaru - Menteri BUMN, Erick Thohir secara konsisten mengambil langkah untuk memberdayakan UMKM lokal…

2 jam yang lalu

Larangan Toko Kelontong Beroperasi 24 Jam Bentuk Diskriminasi terhadap Pelaku Usaha Kecil

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menegaskan larangan agar toko kelontong…

2 jam yang lalu

Siswa MTsN 1 Pati Raih Medali Emas dan Perak Olimpiade Matematika Internasional di Thailand

MONITOR, Jakarta - Tiga siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pati memboyong dua medali emas…

3 jam yang lalu

BNI Investor Daily Summit 2023, Ini Pesan Presiden Jokowi

MONITOR, Jakarta - Presiden Joko Widodo berpendapat kerja sama tim menjadi hal krusial dalam menjaga…

3 jam yang lalu

Menag Minta Haji 2024 Jadi yang Terbaik Sepanjang Kepemimpinan Presiden Jokowi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah…

4 jam yang lalu