Sabtu, 27 April, 2024

Banyak Diplintir, Ini Maksud Pernyataan Wakapolri soal Berdayakan Preman

MONITOR, Jakarta – Wakapolri yang juga Wakil II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Komjen (Pol) Gatot Eddy Pramono terus melakukan berbagai langkah dan upaya mendisiplinkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan terutama di area publik yang rentan penyebaran covid-19 seperti di pasar tradisional dengan merangkul berbagai komunitas dan kelompok masyarakat.

Wakapolri bahkan berharap bisa memberdayakan jeger pasar atau preman untuk membantu pengawasan dan mendisiplinkan masyarakat pada protokol kesehatan yang sudah banyak menjadi klaster penyebaran covid-19.

“Kita juga berharap penegak disiplin internal di klaster pasar, di situ kan ada jeger-jegernya di pasar, kita jadikan penegak disiplin,” kata Gatot di Mako Polda Metro Jaya, Kamis (10/9/2020).

Namun sayang, pernyataan mantan kapolda Metro Jaya tersebut malah banyak diplintir sehingga menimbulkan kontroversi di publik.

Terkait hal tersebut, Gatot menegaskan bahwa pada prinsipnya ia ingin mengajak semua pihak untuk membangun kesadaran kolektif dalam mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan covid-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sesering mungkin (3M).

“Membangun kesadaran kolektif berbasis komunitas seperti komunitas perkantoran, pasar, ojek, tempat wisata, komunitas hobi dan sebagainya dalam rangka pendisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan covid 19,” kata Wakapolri, Senin (14/9/2020).

Gatot menjelaskan pada setiap komunitas tersebut ada pimpinan formal dalam hal instansi pemerintah dan swasta dan pimpinan informal pada komunitas tertentu. Tugasnya dilakukan dengan cara merangkul pimpinan formal atau informal di komunitas tersebut.

“Tugasnya hanya mengingatkan yang tidak pakai masker untuk pakai masker dan jaga jarak bila perlu dibekali masker sehingga kalau orang tidak pakai masker bisa diberi masker,” terangnya.

Menurut Gatot, para pimpinan komunitas tersebut tidak menegakkan sanksi yang ada dalam Perda yang menjadi tugas dan wewenang aparat terkait. Ia pun menegaskan bahwa upaya merangkul banyak komunitas dilakukan karena jumlah aparat petugas yang terbatas baik Polri, TNI maupun Satpol PP. “Dan mereka akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan pendisiplinan tersebut,” tegasnya.

Koordinator Komunitas Masyarakat Arus Bawah, Saefudin mengapresiasi upaya Wakapolri merangkul kelompok komunitas masyarakat dalam menekan penyebaran virus corona di Indonesia yang semakin mengkhawatirkan.

Menurut Saefudin, langkah Wakapolri sangat tepat dan strategis karena tanpa kesadaran kolektif masyarakat, maka pekerjaan besar menghadapi pandemi akan sulit dilakukan.

“Adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari sudah jelas membantu memperlambat penyebaran virus corona dan medisiplinkannya tentu butuh kesadaran kolektif semua pihak,” kata Saefudin.

“Pendemi Covid-19 ini sudah menjadi masalah kita bersama, bukan hanya aparat dan pemerintah saja. Maka tanpa kesadaran kolektif akan berat. Belum lagi dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini,” tambahnya.

Upaya membangun kesadaran kolektif yang disampaikan wakapolri, lanjut Saefudin mestinya disambut dan didukung semua pihak untuk bersama-sama menghadapi pandemi. Saefudin juga meminta semua pihak untuk menghindari pesan-pesan provokasi serta mengedepakan tabayyun atau klarifikasi dalam menerima berbagai informasi.

“Kita dukung fokus pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19 agar masyarakat sehat dan kegiatan ekonomi kembali menggeliat,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER