PARIWISATA

Kemenparekraf Dorong Labuan Bajo Jadi Pintu Gerbang Pariwisata NTT

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) mendorong destinasi Labuan Bajo menjadi pintu gerbang pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Staf Ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh mengatakan bahwa Flores mempunyai berbagai potensi destinasi wisata yang potensial dimanfaatkan untuk memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi tersebut dibuktikan dengan terpilihnya Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP).

“NTT itu memiliki daya tarik yang luar biasa dari sisi pariwisata. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mentransformasikan potensi-potensi ini menjadi produk unggulan yang berkualitas sehingga kita benar-benar harus memperhatikan prinsip keberlanjutan,” kata Frans dalam Webinar “Tata Kelola Pariwisata Flores NTT Menuju Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.

Untuk mewujudkan pengembangan destinasi wisata ke arah yang lebih baik di Flores, Frans mengatakan perlu ada kolaborasi dan komunikasi yang intensif antara berbagai pihak. Sehingga, sektor pariwisata bisa menjadi penggerak roda perekonomian hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT.

“Melalui kolaborasi dan komunikasi yang intensif, saya yakin kita bisa menggelola pariwisata NTT dengan lebih serius dan membangkitkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke NTT, terutama ke Pulau Flores,” katanya.

Hal ini diamini oleh Kepala Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Manggarai Barat, Servasius Irwan Budi Setiawan. Menurut Servasius, berdasarkan data kedatangan wisatawan ke NTT pada 2019, ada 137.740 wisatawan mancanegara dan 210.770 wisatawan nusantara yang datang berwisata ke Flores dari Labuan Bajo.

“Dari Labuan Bajo, wisatawan kemudian berkunjung ke Taman Nasional Komodo yang dikenal sebagai situs warisan dunia UNESCO. Taman Nasional Komodo pada 2019 menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp50 miliar dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” papar Servasius.

Pada Kesempatan yang sama, Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do menambahkan, masuk dari Labuan Bajo, wisatawan dapat menikmati berbagai atraksi wisata alam dan budaya yang menarik di berbagai daerah yang ada di Pulau Flores. Salah satunya, tradisi tinju adat atau Etu yang dilaksanakan setiap tahun di 31 kampung adat yang ada di Nagekeo.

“Pemerintah Kabupaten Nagekeo, terutama Dinas Pariwisata dibantu dinas-dinas lain menata kampung adat yang ada atraksi tinju dan semua pendukungnya. Penerapan sapta pesona, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan kampung adat, dan mengembangkan pemanfaatan rumah-rumah penduduk sebagai penginapan untuk menerima turis dengan menggandeng PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia),” tutur Johannes.

Mengenai penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (_Cleanliness, Health, and Environmental Sustainability) _di kawasan DSP Labuan Bajo dan sekitarnya, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, mengatakan hampir seluruh destinasi wisata di daerah koordinasinya sudah menerapkan hal tersebut. “Protokol kesehatan sudah diterapkan di Labuan Bajo dan sekitarnya,” ujar Shana.

Selain itu, Shana juga menyebutkan pihaknya kini tengah menyusun travel pattern bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Labuan Bajo. Agar nantinya para wisatawan yang datang dapat tersebar mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di Pulau Flores.

“BOP labuan bajo tidak hanya bicara pengembangan Labuan Bajo tapi juga (destinasi wisata) sekitarnya. Jadi nanti akan ada travel pattern yang sedang disusun untuk mengangkat pariwisata secara keseluruhan di NTT,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Wayan Darmawa, mengungkapkan harapannya agar ke depan NTT terutama Flores dapat mengusung pariwisata sebagai salah satu motor penggerak perekonomian daerah di era adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19.

“Dengan penetapan Labuan Bajo sebagai wilayah Destinasi Super Prioritas, kami berharap hal ini dapat meningkatkan sektor pariwisata di NTT terutama di Flores bersamaan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi wisata,” tutur Wayan.

Recent Posts

Pidato di KTT Global Pertanian Tiongkok, Prof Rokhmin Paparkan Strategi Ketahanan Pangan Berkelanjutan

MONITOR - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof Rokhmin Dahuri menjadi pembicara kunci dalam ajang…

51 menit yang lalu

UMM dan UiTM Malaysia Hidupkan Permainan Tradisional Jawa untuk Audiens Global

MONITOR, Malang - Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menunjukkan komitmennya dalam…

2 jam yang lalu

BDI Jakarta dan DWP Kemenperin Rilis Empat Brand Fesyen Unggulan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian memperkuat kolaborasi bersama Bank Indonesia, HIPMI Jakarta Selatan, dan pelibatan…

3 jam yang lalu

KSKK Madrasah Publikasikan Pedoman Pendidikan Inklusif, Ini Respon Masyarakat

MONITOR, Jakarta - Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah mempublikasikan pedoman pendidikan inklusif…

5 jam yang lalu

DPR Harap Pemulihan Infrastruktur Aceh dan Sumatera Dipercepat, Waspada Bencana Akhir Tahun

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras berharap Pemerintah…

6 jam yang lalu

Menteri Imipas Resmi Lepas Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Bencana Alam Sumatra

MONITOR, Jakarta - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, secara resmi melepas bantuan kemanusiaan…

7 jam yang lalu