PERTANIAN

Kementan Sigap Tanggapi Laporan Serangan Hama di Morotai Selatan Barat

MONITOR, Jakarta – Penyakit potong leher semula hanya menjadi masalah pada tanaman padi gogo, tetapi saat ini juga menjadi masalah pada padi sawah. Sudah diketahui pula varietas-varietas unggul baru (VUB) pun ternyata tidak luput dari serangannya. Jika penyakit blas menyerang menjelang panen, dapat menurunkan hasil sampai 70%.

Menurut berita online, Di Kabupaten Pulau Morotai mendapatkan serangan hama potong leher yang mengakibatkan gagal panen pada puluhan hektar sawah. Tepatnya di Desa Ngele-Ngele Kecil dan Desa Tiley, Kecamatan Morotai Selatan Barat (Morselbar).

Kementan dengan sigapnya langsung berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Maluku Utara untuk mengecek kebenaran berita tersebut.

Hasil penelusuran UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Maluku Utara melalui Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Morselbar menemukan fakta yang berbeda di lapangan.

Musliadin selaku POPT Kecamatan Morselbar mengungkapkan, hasil pengamatan langsung di lapangan dan juga melakukan kroscek langsung ke petani setempat.

Ternyata yang terjadi sebenarnya bahwa tidak ada serangan hama potong leher yang mengakibatkan gagal panen puluhan hektar. Melainkan ada serangan hama walang sangit seluas 3 Ha di desa Ngele-Ngele Kecil dari total luas hamparan sawah 16,5 Ha.

Dan sudah langsung dilakukan tindakan pengendalian oleh petani setempat, bahkan kini sudah memasuki masa panen. Sedangkan untuk Desa Tiley bahkan tidak ada serangan hama yang dilaporkan petani dan dari total luas hamparan sawah 15 Ha sudah panen semuanya pada pekan lalu.

“Dari ciri dan gejala yang dapat diamati pada tanaman padi, hasil pengamatan langsung, serta info dari petani setempat memang OPT atau hama yang dimaksud bukanlah hama potong leher melainkan walang sangit. Total luas serangannya pun tidak sebesar yang diberitakan di berita online serta sudah berhasil dikendalikan sehingga petani setempat masih bisa panen,” tambah Musliadin lebih lanjut.

Jaber Sibua, ketua Kelompok Tani Sari Mote, Desa Ngele-Ngele Kecil, pun terkejut dengan adanya berita yang menyebutkan adanya gagal panen puluhan hektar di lahannya.

“Lahan sawah di desa kami (Ngele-Ngele Kecil red.) tidak sampai puluhan hektar dan hanya 16,5 Ha. Dan walaupun sempat terserang hama pun tidak sampai mengakibatkan sawah kami gagal panen,” tutur Jaber.

Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Maluku Utara Ashar Mahmud juga mengaku heran dengan adanya berita tersebut.

“Disebutkan pada berita tersebut adanya petani yang kesulitan untuk memperoleh akses obat hama atau pestisida dari Dinas Pertanian Kabupaten Pulau Morotai. Mengenai hal tersebut, melalui POPT Kecamatan setempat, petani dapat menyampaikan bila terjadi serangan. Kami pun dari Balai siap menyalurkan bila diperlukan gerakan pengendalian OPT berdasarkan rekomendasi POPT setempat yang telah melakukan pengamatan pada lokasi lahan sawah dan dinilai perlu dilakukan tindakan pengendalian lebih lanjut. Kami tetap menyarankan menggunakan penanganan yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan musuh alami, refugia, dsb, serta hanya melakukan gerakan pengendalian menggunakan pestisida bila ambang ekonomi telah terlewati,” tegas Ashar.


Di tempat terpisah Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Edy Purnawan mengapresiasi respon cepat UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Maluku Utara untuk mengecek sekaligus mengatasi serangan hama yang terjadi di Kabupaten Pulau Morotai.

“Kami berharap setiap langkah yang diperlukan untuk mengendalikan populasi OPT untuk mengamankan produksi pangan terus dipastikan berjalan tidak hanya di Maluku Utara tetapi provinsi-provinsi lainnya. Kami menghimbau petugas lapangan (POPT dan PPL) dan dinas untuk terus mendampingi petani dalam mengawal pertanaman hingga dapat sukses panen,” tutur Edy.


Hal ini memang terus di dengungkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi , beliau meminta petugas POPT dan petugas pendamping lapangan lainnya seperti penyuluh pertanian, dan mantri tani supaya bersama-sama terus mendampingi dan mengawal petani dalam mengamankan produksi padinya sampai panen.

Pasalnya, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, produksi pangan khususnya padi harus selalu terjamin walau dihadapkan kondisi apapun dan Kementan selalu siap membantu petani.

“Untuk kebutuhan sarana pengendalian Kementerian Pertanian siap membantu menyediakannya. Misalnya obat-obatan dan berbagai jenis bantuan lainnya,” ucap Suwandi.

Recent Posts

Majalah dan Website Jadi Andalan Keterbukaan Informasi, Pertamina Grup Raih 7 Penghargaan SPS Awards 2024

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berkomitmen terhadap keterbukaan informasi publik melalui publikasi di berbagai saluran…

31 menit yang lalu

Kementan Panen, Serap Gabah dan Percepatan Tanam di Cirebon

MONITOR, Cirebon - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bersama Perum Bulog Kabupaten Cirebon…

1 jam yang lalu

Prosesi Peusijuek ASN Kemenag, Tradisi Adat Berangkat Haji di Aceh

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 33 jemaah haji dalam jajaran Kemenag Aceh Besar di peusijuek (tepung…

9 jam yang lalu

DPR Tinjau Penanganan Kasus dan Anggaran terhadap Mitra di Lampung

MONITOR, Jakarta - Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses guna meninjau kinerja…

9 jam yang lalu

BSKJI Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan…

11 jam yang lalu

Kasdim 1710/Mimika Berikan Materi Kepemimpinan Pancasila Kepada Peserta Pelatihan

MONITOR, Jakarta - Kasdim 1710/Mimika, Mayor Inf Abdul Munir memberikan materi tentang Etika dan Integritas…

12 jam yang lalu