ENERGI

Pengamat Ungkap Alasan Harga BBM Tak Turun

MONITOR, Jakarta – Harga minyak mentah dunia anjlok sebagai dampak penyebaran Covid-19. Sejumlah pihak pun mulai mempertanyakan, mengapa anjloknya harga minyak dunia tersebut tidak diikuti dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menuturkan, belum turunnya harga BBM dalam negeri harus disikapi secara komperhensif dan melihat semua aspek. Pasalnya, PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia tak hanya mengelola sektor hilir, melainkan juga hulu dan pengolahan atau refinery.

“Dengan sempat jatuhnya harga minyak dunia, maka sektor yang paling terpukul dari Pertamina adalah hulu, dimana sektor ini adalah penyumbang terbesar pendapatan Pertamina,” tutur Mamit kepada MONITOR, Selasa (26/5).

Dengan demikian, Mamit meyakini, revenue Pertamina juga berkurang. Hal tersebut berdampak pada kegiatan pengeboran yang juga berkurang sesuai dengan kondisi capex dan opex yang disesuaikan.

“Dampaknya lagi adalah PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) Migas kita pasti akan berkurang jauh jika dibandingkan dengan 2019,” tandasnya.

Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan

Selain itu, Mamit juga menjelaskan, dampak lain dari turunnya harga minyak dunia terhadap Pertamina yakni kegiatan pengolahan minyak yang harus dikurangi lantaran beban cost jauh lebih murah jika impor saat itu. 

Sementara itu, di sektor hilir, dengan adanya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), konsumsi BBM pun ikut turun hingga 26,4%, hal itu juga diyakini menambah beban keuangan Pertamina. “Belum lagi kewajiban Pertamina untuk menyalurkan BBM 1 Harga ke wilayah yang masuk 3 T. Ada tugas PSO yang harus ditanggung Pertamina disini,” tegas Mamit.

Mamit menuturkan, pihaknya  meyakini jika harga BBM diturunkan saat ini, hal tersebut pun belum berpengaruh signifikan. Selain itu harga minya dunia saat ini sudah mengalami rebound yang tinggi, dimana per siang ini harga minyak dunia siang ini jenis Brent berada di level 36.23 US$ per barrel dan WTI di level 34.37 US$ per barrel.

“Harga minya sepertinya akan terus naik seiring mulai adanya pelonggaran di beberapa negara sehingga konsumsi BBM meningkat, di sisi lain OPEC+ sepakat terus memangkas produksi mereka sebesar 9,7 juta BOPD sampai Juni ini dan dilanjutkan 7.7 juta BOPD mulai Juli sampai akhir tahun 2020.,” terangnya.

Belum lagi AS Juga mulai mengurangi produksi mereka, menurut Mamit bisa dipastikan AS juga akan mengurangi produksi mereka pastinya deman akan BBM juga meningkat. 

“Perlu diingat juga sejak tahun 2016 harga BBM Premium tidak pernah mengalami kenaikan. Pada February juga pertamina sudah menurunkan harga BBM. Jadi, menurut saya tidak ada penurunan harga BBM ini merupakan langkah yang tepat karena ke depan harga minyak dunia akan terus mengalami kenaikan,” pungkas Mamit.

Recent Posts

MER-C Kecam Israel Terkait Temuan Kuburan Massal di Dua Rumah Sakit di Gaza

MONITOR, Jakarta - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengecam keras Israel terkait temuan kuburan massal…

1 jam yang lalu

Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak

MONITOR, Jakarta - Tim U-23 Indonesia akan bertemu Irak pada laga perebutan tempat ketiga Piala…

2 jam yang lalu

Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Presiden Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

MONITOR, Sumbawa - Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang…

3 jam yang lalu

Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat Diresmikan Presiden Jokowi

MONITOR, NTB - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki…

4 jam yang lalu

Universitas Moestopo Gelar RPL, Kuliah Kini Bisa Lebih Cepat Lulus

MONITOR, Jakarta - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) siap menggelar program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang…

4 jam yang lalu

Presiden Jokowi Resmikan 5 Ruas Inpres Jalan Daerah Sepanjang 40,6 km di NTB

MONITOR, Jakarta - Presiden RI Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki…

4 jam yang lalu