MEGAPOLITAN

Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Tolak Lokasi Rapid Test COVID-19 di Stadion Pakansari

MONITOR, Bogor – Bupati Bogor Ade Yasin dan Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto menolak program test massal atau Rapid Test Corona Virus Disease atau COVID-19 yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat di stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Adapun rencana jadwal test di Stadion Pakansari berlangsung akan tanggal 24 Maret 2020. Ada tiga wilayah yang akan direncanakan dilakukan testnya disana, tiga wilayah itu adalah Kabupaten Bogor sebagai tuan rumah, Kota Bogor dan Kota Depok.

Ketika di konfirmasi melalui pesan singkat, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto menyatakan tidak setuju dengan program ini, bahkan Rudy mengaku bersama Bupati Bogor ketika rapat terkait rencana ini dengan Gubernur Jabar menyampaikan ketidaksetujuannya.

“Baru selesai rapat dan Kabupaten Bogor menolak untuk Pakansari dijadikan lokasi tes Covid 19, arena kuota alat hanya ada 10.000 alat Rapid Test untuk satu propinsi Jabar. Kita antisipasi penduduk kita 6jt ditambah depok dan Kota Bogor, dikawatirkan malah ada penumpukkan Massa dan bercampur mismarked yang sehat dan sakit, kami tidak ingin mengorbankan masyarakat kami,” kata Rudy. Minggu (22/3/2020).

Sementara itu Bupati Bogor, Ade Yasin menyatakan alasan penolakan terkait rencana ini karena akan sangat beresiko terhadap penyebaran Covid-19. Dirinya menginginkan agar lebih baik peranan Puskesmas dan RSUD lebih dimaksimalkan.

“Saya tidak mau mengorbankan kesehatan masyarakat Kabupaten Bogor jika rencana ini terlaksana dan tadi ketika rapat bersama Ketua DPRD, Wakil Walikota Bogor dan Gubernur Jabar saya sampaikan tidak setuju dengan rencana ini, terlalu beresiko,” tegas Ade Yasin.

Ade Yasin berharap lebih baik alat-alat test tersebut dibagikan kepada puskesmas-puskesmas demi memaksimalkan pencegahan dari desa. “Dengan di bagikannya alat deteksi Corona di Puskesmas, kita dapat dengan segera melakukan upaya pencegahan dari bawah, jadi jangan sampai sudah parah baru dibawa ke RSUD dan kita baru tahu kalau pasien ini positif Covid-19,” terangnya.

“Intinya kita semua harus bahu membahu mencegah penyebaran covid-19 ini, tapi jika peralatannya tidak memadai dan sulit didapat ini yang jadi masalah,” tambah Ade Yasin.

Sebagai informasi, ketika berita terkait rencana rapid test corona ini dirilis dan disajikan di media-media sosial Kabupaten Bogor, hal ini mendapat penolakan serius dari warganet. Mereka semua mempertanyakan pola kerja Gubernur Jawa Barat yang malah melakukan test ini di tempat terbuka dan berpotensi menimbulkan kerumunan massa dan malah akhirnya menjadikan resiko besar terhadap masyarakat.

Recent Posts

Tiga Terobosan Perdana Haji 2025, Terbuka, Efisiensi Hingga Kompetitif

MONITOR, Jakarta - Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 mencatat sejarah baru dengan hadirnya tiga kebijakan…

7 jam yang lalu

Menuju Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin: Pelajar NU Harus Jadi Garda Terdepan Inovasi

MONITOR, Jakarta - Aula PCNU Kabupaten Cirebon penuh sesak oleh semangat muda, ratusan pelajar Nahdlatul…

15 jam yang lalu

Kementerian PU Pastikan Progres Pembangunan Sekolah Rakyat Sesuai Target

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan progres pembangunan dan renovasi fasilitas Sekolah Rakyat…

15 jam yang lalu

DPR: Tidak Pernah Ada Kejelasan Siapa Saja 113 Orang Penulis Ulang Sejarah Indonesia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mendorong adanya transparansi dalam penulisan…

16 jam yang lalu

Pangkas Impor, Kemenperin dan YPTI Produksi Komponen Welcab Alphard

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memacu pertumbuhan dan daya saing industri otomotif nasional melalui…

19 jam yang lalu

Kemenag Salurkan Bantuan 310 Miliar Lebih kepada Yatim dan Penyandang Disabilitas di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan Lembaga Amil Zakat…

22 jam yang lalu