Kamis, 28 Maret, 2024

Majelis Syuro Arab Saudi Dukung Indonesia Bentuk Forum Majelis Syuro Sedunia

MONITOR, Riyadh – Ketua Majelis Syuro Arab Saudi (Consultative Assembly of Saudi Arabia) atau Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Arab Saudi Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh mendukung gagasam Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia(MPR RI) untuk membetuk Forum Majelis Syuro Se-dunia.

Gagasan tersebut untuk menjawab pentingnya peningkatan hubungan antar negara khususnya negara-negara berpenduduk muslim di dunia dalam memerangi radikalisme dan ekstrimisme serta menjaga perdamaian dunia.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga berharap, pemerintahan Arab Saudi kembali menambah kuota haji untuk jamaah Indonesia dari 231 ribu pada tahun 2019 menjadi setidaknya lebih dari 250 ribu di tahun mendatang.

Dengan ketersediaan kuota saat ini, masa tunggu jamaah yang ingin menunaikan ibadah haji bisa mencapai 20 tahun bahkan lebih.

- Advertisement -

“Global Religious Futures memprediksi hingga tahun 2050 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 256,82 juta dari 263 juta jiwa atau sekitar 86,39 persen. Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar rata-rata 5 persen lebih yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, saat bertemu Ketua Majelis Ash Shura Arab Saudi (Consultative Assembly of Saudi Arabia), Dr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, di Kantor Parlemen Arab Saudi, Minggu, (22/12).

“Membuat pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya memberikan kemudahan mereka menunaikan ibadah Haji,”tambahnya.

Dikatakan mantan Ketua DPR RI ini menambahkan, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, Indonesia juga telah menjadi contoh bagaimana mengelola keberagaman suku, agama, etnis, dan golongan dengan baik.

Sehingga, kata dia, bisa menjadi role model bagi negara lainnya, bahwa antara agama dan peradaban maupun antara agama yang satu dan lainnya bukanlah alasan menjadi sumber pertentangan.

“Hal ini tak terlepas dari keberadaan dua organisasi massa islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang selalu menyebarkan Islam yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran). Disaat Islam disudutkan di berbagai negara lantaran radikalisme dan ekstrimisme, tidak demikian di Indonesia,” ujarnya.

“Di Indonesia, Islam justru menjadi sumber perdamaian. Hal ini bisa menjadi tambahan pertimbangan bagi Arab Saudi untuk menambah jumlah kuota haji jamaah Indonesia,” tutur politikus Golkar itu.

Ia pun mengajak Parlemen Arab Saudi memperkuat kerjasama dan bergandengan tangan dengan Parlemen Indonesia, khususnya di organisasi parlemen negara-negara organisasi kerjasama islam (OKI)/ The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dan Forum Majelis Syuro Sedunia yang akan dibentuk nantinya untuk senantiasa mempromosikan perdamaian dunia. Semangat perdamaian juga sejalan dengan semangat Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

“Parlemen Arab Saudi dan Indonesia harus bergandengan tangan dan menjadi lokomotif parlemen dunia dalam mewaspadai berkembangnya potensi radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan ajaran Islam.”

“Sehingga Islam tidak tercoreng. Islam merupakan sumber perdamaian dunia, bukan sumber pertikaian,” pungkas Bamsoet.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER