UMKM

Berdayakan Petani Bunga Krisan, KSPPS Inti Muamalat Gandeng LPDB

MONITOR, Jakarta – Banyaknya petani bunga Krisan di wilayah Kecamatan Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah, menjadi perhatian tersendiri bagi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Inti Muamalat.

Koperasi berbasis syariah ini melihat adanya potensi keuangan yang besar jika mampu memberdayakan petani hingga perajin bunga Krisan.

Potensi perputaran uang dari bunga Krisan ini mulai dari penyediaan bibit, pupuk, hingga green house di tingkat petani. Belum lagi di tingkat perajin hingga ke pemasarannya.

Karena besarnya potensi yang ada, KSPPS Inti Muamalat, menggandeng Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha, Mikro Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) untuk pengembangannya.

“Potensi pengembangannya sangat bagus dan ini perlu pembiayaan lebih besar,” kata Manager KSPPS Inti Muamalat, Woro Budi Damayanti, usai penandatanganan naskah akad kredit dengan LPDB-KUMKM, di Solo.

Besarnya peluang bisnis bunga Krisan ini bisa dilihat dari banyaknya pelaku usaha bunga Krisan yang berkumpul di Pasar Bunga Kemantren, yang posisinya tepat berada di depan Kantor Kecamatan Bandungan.

“Di pasar ini berkumpul mulai petani, pengepul, hingga perajin karangan bunga,” katanya.

Peluang itu akhirnya diambil KSPPS Inti Muamalat. Koperasi ini di tahun 2013 mengajukan dan menerima pinjaman dana bergulir dari LPDB senilai Rp 2 miliar.

“Tahun 2019 ini kami mendapat tawaran lebih tinggi dari LPDB, tapi kami ambil Rp 2 miliar lagi sesuai kebutuhan dan proyeksi bisnis usaha kami,” kata Woro Budi Damayanti.

Dana bergulir Rp 2 miliar ini diproyeksikan untuk memberikan pinjaman bagi 6.000-an anggota koperasi.

“Sebagian besar anggota kami memang petani bunga Krisan, tapi ada juga pedagang kelontong di Pasar Ngasem, Bandungan,” katanya.

Woro Budi Damayanti mengakui, koperasi yang ia kelola tidak sendiri dalam melayani masyarakat Bandungan, namun ada 40 koperasi lain yang ada.

Namun, berkat bantuan dana bergulir dari LPDB yang berbunga rendah, koperasi yang saat ini memiliki aset sekitar Rp 20 miliar itu banyak dipilih masyarakat untuk dijadikan mitra pengembangan usaha.

“Kami harus selektif, karena ada anggota yang bisa meminjam sampai Rp 300 juta. Ini tidak akan bisa kami lakukan tanpa bantuan LPDB,” kata Woro Budi Damayanti.

Recent Posts

Dissenting Opinion dari Tiga Hakim MK, DPR: Perlunya Perbaikan Kualitas Pemilu dan Pilkada

MONITOR, Jakarta - Anggota DPR RI Hidayat Nur Wahid menyorti fakta adanya perbedaan pendapat (dissenting…

41 menit yang lalu

Halal Bihalal Dulur Cirebonan, Sejumlah Tokoh Kembali Suarakan Wacana Pembentukan Provinsi

MONITOR, Jakarta - Dulur Cirebonan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) menggelar acara Silaturahmi dan Halal…

4 jam yang lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju

MONITOR, Jakarta - Narasi kritis yang diangkat oleh koalisi partai politik pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin…

6 jam yang lalu

Fadli Zon: Petani Indonesia Harus Lebih Sejahtera di Tangan Pemimpin Baru

Monitor, Jakarta - Anggota DPR RI Fadli Zon berharap ke depannya pertanian di Indonesia bisa lebih…

6 jam yang lalu

Inisiatif PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik

MONITOR, Jakarta - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjalankan inisiatif…

8 jam yang lalu

Pertemuan Strategis Indonesia dan Selandia Baru Percepat Protokol Perdagangan Nanas dan Manggis dari Indonesia

MONITOR, Jakarta – Badan Karantina Indonesia dan Ministry for Primary Industries (MPI) Selandia Baru menggelar…

9 jam yang lalu