PARLEMEN

Legislator PKB Desak Pembangunan Pelabuhan Aceh Jadi Program Prioritas Kemenhub

MONITOR, Jakarta – Pemerintah diminta untuk meningkatkan fasilitas pelabuhan, khususnya di wilayah Provinsi Nanggore Aceh Darusalam (NAD) menjadi program prioritas.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Ruslan M Daud usai Rapat Kerja (Raker) dengan Kementerian Perhubungan di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (14/11).

“Kami meminta agar peningkatan fasilitas pelabuhan di Aceh menjadi prioritas Kementerian Perhubungan. Hal ini untuk mendukung Program Tol Laut Aceh yang digagas Presiden Jokow Widodo (Jokowi),”kata Ruslan.

Dalam kesempatan itu, Ruslan memaparkan bahwa pelabuhan merupakan pintu utama program tol laut yang digagas Presiden Jokowi. 

Menurutnya, sarana dan prasana pelabuhan harus mendukung semua kegiatan pelabuhan, dari lalu lintas kapal, orang, maupun barang. 

“Tol laut adalah program untuk memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lain melalui lautan. Program ini tidak akan ada artinya jika kemudian tidak didukung keberadaan pelabuhan dengan fasilitas memadai,” paparnya.

Pria yang akrab disapa HRD ini juga mengatakan pelabuhan-pelabuhan yang ada harus dilengkapi fasilitas pokok maupun fasilitas penunjang.

Fasilitas pokok pelabuhan di antaranya alur pelayaran, kolam pelabuhan, penahan gelombang (breakwater), pelampung tambang (mooring bouy).

Sedangkan fasilitas penunjang atau yang biasa disebut suprastruktur, seperti dermaga, gudang, lapangan penumpukan dan jalan. 

“Pelabuhan-pelabuhan di Aceh belum sepenuhnya memenuhi fasilitas pokok maupun penunjang tersebut sehingga harus ditingkatkan sebelum benar-benar menjadi pelabuhan dalam alur tol laut Aceh,” ucap  Bupati Bireuen periode 2012-2017 tersebut.

Politikus PKB itu pun meminta kepada Menteri Perhubungan Budi Karya selain peningkatan fasilitas, juga diharapkan diikuti dengan pembangunan infrastrukur jalan maupun jembatan, serta revitalisasi terminal tipe A.

“Pemasangan fasilitas jalan raya termasuk lampu penerang sepanjang pantai timur, utara dan tengah juga harus dilakukan segera,” tambah HRD. 

“Tidak mungkin akan ada investasi bila pemerintah tidak memperhatikan 3 hal, yakni infrastruktur yang memadai, kepastian hukum dan keamanan dari pemerintah,” pungkas dia.

Recent Posts

DPR Nilai Swasembada Beras Jadi Indikator Keberhasilan Swasembada Pangan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman menegaskan bahwa tercapainya…

36 menit yang lalu

Menag Hadiri Pembekalan Guru Sekolah Rakyat

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Pembekalan bagi Guru dan Kepala Sekolah pada…

6 jam yang lalu

Cari Solusi atas Dampak Pembatasan HGBT, Kemenperin Tinjau PT Sumi Asih

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan kunjungan kerja ke PT Sumi Asih, salah satu…

7 jam yang lalu

DPD Gema Kosgoro Minta Polresta Bogor Usut Tuntas Kecurangan Pemilu

MONITOR, Jakarta - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Kosgoro Kota Bogor menggelar Aksi demonstran…

9 jam yang lalu

Penyuluh Anti Korupsi, Kategori Baru di Penais Award 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama akan menggelar Penerangan Agama Islam (Penais) Award pada 23 -…

14 jam yang lalu

Daerah Mandiri Fiskal, DPR Apresiasi Pemkot Malang

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota…

16 jam yang lalu