PARLEMEN

Peringati Hari Pahlawan, MPR: Tidak Hanya Mengingat Tapi Juga Mendedikasikan

MONITOR, Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengenang jasa para pahlawannya.

Karenanya, sambung dia, seluruh lapisan masyarakat di Indonesia diminta tidak hanya sekedar mengingat jasa para pahlawan yang telah mendedikasikan dirinya untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

Tetapi, juga menerapkan spirit para pahlawan dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saat ini perjuangan yang kita lakukan bukan lagi mengangkat bambu runcing ataupun senjata. Ancaman nyata saat ini adalah masalah intoleransi dan radikalisme. Tugas kita bersama untuk menjaga keutuhan NKRI,” kata Bamsoet usai mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11).

Upacara yang dipimpin Presiden Joko Widodo ini turut dihadiri Wakil Presiden KH Maruf Amin serta para menteri dan pejabat setingkat menteri. Antara lain, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Agama Fachrul Razi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Dalam kesempatannya, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya kaum muda untuk meneruskan perjuangan yang telah dirintis para pahlawan, dan mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif. 

Selain, berkontribusi serta mencintai dan mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan selalu menjaga nilai-nilai luhur Pancasila.

“Kemendikbud melalui Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah harus memasukkan kembali kurikulum tentang pelajaran sejarah bangsa dan negara dalam mata pelajaran. Baik di tingkat SD, SMP, dan SMA, agar mengenal perjuangan para pahlawan untuk kemerdekaan Republik Indonesia,” papar Bamsoet.

Masih dikatakan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini meyakini majunya sebuah bangsa tergantung bagaimana pemudanya. Sehingga generasi muda juga wajib mengenal sejarah bangsanya sendiri.

“Ketahanan bangsa Indonesia dapat terwujud apabila generasi muda dapat mengenal jati diri bangsanya. Karenanya, sangat penting menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi di kalangan milineal,” urai Bamsoet.

Selain itu, mantan Ketua DPR RI ini juga mengajak para koleganya yang mendapatkan amanah sebagai pejabat publik penyelenggara negara, untuk dapat menjaga amanah sebaik mungkin. Sehingga, bisa menjadi tauladan bagi generasi selanjutnya.

“Apa yang kita nikmati hari ini merupakan buah dari perjuangan pendahulu bangsa. Karenanya, kita juga harus meninggalkan berkah bagi generasi mendatang. Menjadi Pahlawan di masa kini tak perlu mengorbankan harta apalagi nyawa.”

“Cukup dengan menjadi warga negara yang baik, dan menjalankan amanah sebagai pejabat publik dengan sebaik mungkin dalam berjuang membangun bangsa,” pungkas Bamsoet.

Recent Posts

Indonesia dan Arab Saudi Tingkatkan Kerja Sama di Industri Petrokimia dan Hilirisasi Mineral

MONITOR, Jakarta - Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya meningkatkan kerja sama yang komprehensif di…

4 jam yang lalu

Nelayan Keluhkan Sulit Cari Ikan Akibat Pagar Laut, DPR Minta Pemerintah Segera Bertindak

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan merespons keluhan para nelayan akibat…

9 jam yang lalu

Kementerian UMKM Gelar FKP Guna Sempurnakan Mekanisme Pelayanan Publik

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP)…

11 jam yang lalu

Kasus Kekerasan Seksual di RSHS, DPR: Harus Dilakukan Evaluasi Menyeluruh

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengecam keras kasus kekerasan…

12 jam yang lalu

Marak Kasus Pelecehan, Puan Serukan Jangan Lelah Perangi Kekerasan Seksual!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak semua elemen bangsa dan seluruh masyarakat…

13 jam yang lalu

Bali Diingatkan Tak Perlu Latah Tiru Israel Atasi Krisis Pangan

MONITOR, Bali - Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja ikut berkomentar…

15 jam yang lalu