MEGAPOLITAN

Tina Toon Ngarep Defisit Anggaran Tidak Ganggu Layanan Publik

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Agustina H (Tina Toon) mengharapkan defisit anggaran tidak menggangu pelayanan publik. Menurutnya, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bisa mengefesiensikan penggunaan anggaran yang tidak berdampak langsung kepada masyarakat.

“Anggaran ini kan banyak dikurangi, tapi jangan sampai mengurangi efesiensi pekerjaan sama performa. Jangan sampai adanya pengurangan ini mengganggu pelayanan kepada masyarakat,” ujar Tina Toon di Gedung DPRD Jakarta, Selasa (29/10).

Diakuinya, Komisi A DPRD DKI masih menyoroti Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 bersama beberapa OPD. Menurutnya, wakil rakyat di Kebon Sirih itu meminta penjelasan mata anggaran yang tercantum dalam KUA-PPAS serta urgensinya untuk masyarakat Jakarta.

“Misalnya kantor lurah ada yang direnovasi dengan anggaran terlalu besar, tapi kantor lurah lainnya tidak jadi direnovasi. Ininjadi pertanyaan Kan bisa direnovasi sebagian-sebagian,” ucapnya.

Dia mengatakan, defisit anggaran yang diajukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bentuk KUA-PPAS itu masih menjadi polemik bagi anggota DPRD DKI Jakarta. Bahkan, beberapa komisi di DPRD DKI Jakarta tidak mau melanjutkan pembahasan KUA-PPAS karena pengajuan revisi KUA-PPAS tidak disertai peraturan gubernur.

“Karena kan sebelumnya RAPBD DKI 2020 itu diajukan sebesar Rp 95 triliun, cuma ternyata turun, jadi Rp 89 triliun. Ini jadi polemik. Di komisi D pembahasannya ditunda karena adanya penurunan itu, tapi kami di komisi A tetap dilanjutkan. Yang penting untuk perubahan ini bisa dipertanggungjawabkan,” ungkapnya.

Tina pun mengapresiasi sejumlah OPD karena mau menyesuaikan beberapa kegiatan dengan perubahan KUA-PPAS yang diajukan. Salah satunya, mata anggaran untuk penyediaan makanan dan acara seremonial dikurangi. Namun, mantan artis cilik ini berharap anggaran untuk sektor pengawasan tidak dikurangi.

“Cuma beberapa juga kita kritisi seperti penurunan anggaran pengawasan. Itu kita pertanyakan, jangan sampai kita kebobolan. Karena penggunaan anggaran ini perlu pengawasan sangat ketat. Kayak sekarang ini, pendapatan daerah tidak mencapai target. Itu kan perlu diantisipasi,” pungkasnya.

Recent Posts

Konsisten Terapkan ESG, Pertamina Group Diakui Global

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus memperkuat praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) di…

6 jam yang lalu

Pagar Laut Langgar Hukum dan Kedaulatan, Prof Rokhmin: Segera Bongkar

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menegaskan, perlu adanya tindakan…

7 jam yang lalu

Haji 2025, Kepala BP Haji Usulkan Tambahan Kuota Petugas ke Arab Saudi

MONITOR, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengusulkan penambahan petugas dalam operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446H/2025M kepada…

9 jam yang lalu

Tanwir I ‘Aisyiyah Resmi Dibuka oleh Haedar Nashir

MONITOR, Jakarta - Tanwir I ‘Aisyiyah resmi dibuka oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,…

11 jam yang lalu

Dokumen Hasto yang Dinotariskan di Rusia Harus Melalui Prosedur Diplomatik

MONITOR, Jakarta - Guru Besar Hukum Pidana Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Romli Atmasasmita, mengungkapkan bahwa…

12 jam yang lalu

Pemerintah Usulkan Insentif Pendongkrak Kinerja Industri Otomotif

MONITOR, Jakarta - Industri otomotif masih menghadapi tantangan yang cukup berat untuk bisa semakin melaju.…

12 jam yang lalu