EKONOMI

Pemerintah Dorong PBT jadi Ujung Tombak Perbenihan Nasional

MONITOR, Bogor – Pemerintah mendorong agar jumlah Pengawas Benih Tanaman (PBT) ditambah sehingga rasio terpenuhi. Hal itu dikemukakan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Bambang Pamuji.

“Tujuannya agar menganalisa luasan beban kerja apakah tidak bisa dikurangi atau mendelegasikan sebagian dari tahapan-tahapan pekerjaan itu, kepada pihak-pihak lain, seperti petani secara swadaya,” ujar Bambang saat memberikan pengarahan, dengan dampingi Kepala Sub Direktorat Pengawasan Mutu Benih, Catur Setiawan.

Ia menjelaskan, misi dari kegiatan pemerintah ini termasuk dalam hal pelayanan dan mengurangi beban-beban supaya efisien, efektif dan Ekonomis dan tetap mempertahankan PBT untuk mendorong supaya menjaga integritas PBT.

“Karena menjadi penentu terkait dengan masalah kualitas mutu benih,” jelas Bambang.

Ditempat terpisah, Kepala BPSB Jambi Yudhi Margustian mengapresiasi kegiatan ini dalam terbitnya suatu peraturan Mentan tentang hal ini.

“Artinya peraturan ini akan melindungi pengusaha. Sementara pengguna benih kita yang sangat minim menguasai berapa banyak program yang ada sekarang ini di Ditjen Tanaman Pangan,” ucap Yudhi.

Yudhi menjelaskan, PBT dengan kemampuan menguasai 70% hektar sedangkan program semakin banyak hingga dipaksa untuk menguasai lebih dari kapasitas PBT.

“Untuk kedepannya kami berharap ada perubahan atau tambahan melalui THL atau Rekrutmen P3K, hingga PBT itu bisa terselesaikan,” ucap Yudhi.

Sementara peserta dari Koordinator Fungsional PBT Jawa Barat, Iwan Ruswandi dalam sesi tanya jawab menjelaskan terkait kondisi saat ini untuk SDM Pengawas Benih Tanaman yang sudah tidak rasional lagi over loud pekerjaan, dikarenakan kurangan personil dalam menangani kegiatan Pengawasan Peredaran dan Sertifikasi Benih.

“Secara logika dalam satu kabupaten di perlukan PBT, satu Ahli Madya, dua trampil, itu idealnya dalam satu kabupaten. Sedangkan untuk Provinsi jawa barat saat ini membutuhkan penanganan benih 160 PBT itu sudah termasuk provinsi,” tegas iwan.

“Sedangkan yang ada saat ini berjumlah 63 orang, dikurangi 10 orang yang akan memasuki masa purnabakti,” tambahnya.

Sementara itu, Iwan menjelaskan volume pekerjaan di lapangan saat ini sudah tidak sesuai dengan jumlah PBT yang ada, maka perlu menjadi perhatian pemerintah untuk segera menambah jumlah PBT atau THL untuk tercapainya Program program perbenihan baik ditingkat provinsi maupun Tk Nasional.

Dampak dari kekurangnya tenaga PBT akan menimbulkan masalah lantaran over loud pekerjaan, sehingga tidak maksimal. dalam pengawasan perbanyakan dan pengawasan peredaran benih.

“Artinya tidak sesuai kapasitas sehinga terjadi tumpang tindih dalam pemeriksaan Sertifikasi dan Peredaran Benih.” pungkasnya.

Recent Posts

DPR Dorong Pemerintah Pusat dan Pemda Kolaborasi Tangani Banjir Jakarta, Jangan Gali Lubang Tutup Lubang

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera memberi perhatian serius terhadap…

2 jam yang lalu

Soroti Bencana Alam di Sejumlah Wilayah, Puan Minta Pemerintah Mitigasi dan Sigap Tangani Korban

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti berbagai bencana alam yang terjadi di…

4 jam yang lalu

Saksi Anak Diduga Diintimidasi di Peradilan Kasus Oknum Polisi Tembak Siswa, DPR: Sejak Awal Sarat Kejanggalan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak seluruh pihak turut mengawasi proses…

6 jam yang lalu

Bupati Bondowoso Buka Festival Muharram 1447 H dan Luncurkan ‘Bondowoso Berkah’

MONITOR, Bondowoso - Bupati Bondowoso KH Abdul Wahid Hamid meluncurkan “Bondowoso Berkah”, sebuah komitmen dan…

6 jam yang lalu

DPR Bentuk Tim Supervisi, Puan: Penulisan Ulang Sejarah Harus Dilaksanakan Sejelas-jelasnya

MONITOR, Jakarta - DPR RI membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang…

7 jam yang lalu

Menteri PU Pastikan 63 Lokasi Sekolah Rakyat Tahap IA Siap untuk Tahun Ajaran Baru 14 Juli 2025

MONITOR, Bekasi - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memastikan dukungan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat…

8 jam yang lalu