POLITIK

Hinca Panjaitan Bantah Rumor Demokrat Keluar dari Koalisi Adil Makmur

MONITOR, Jakarta – Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan menegaskan bahwa pihaknya akan tetap berada dalam koalisi Prabowo-Sandi.

Penyataan tersebut merupakan respon untuk menampik tudingan yang diarahkan dan dilontarkan ke Partai Demokrat yang disebut-sebut akan segera meninggalkan koalisi pendukung pasangan Capres-Cawapres nomor 02 di Pemilu serentak 2019.

“Tidak ada yang berubah Demokrat itu konsistensi tinggi, meluruskan ini saya buat gambaran biar gampang teman-teman selalu tanya kalau kita umpamakan pertandingan sepakbola dia akan berakhir 2 kali 45 menit yaitu di 22 Mei nanti,” kata Hincaa kepada awak media di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (20/5).

Menurut dia, ketika KPU sebagai penyelenggara meniupkan peluit panjangnya sebagai tanda berakhirnya pertandingan. Kata Hinca, saat itu pula koalisi yang diisi sejumlah partai politik pun berhenti ‘main bolanya’.

“Kemudiankan menuju ke ruang ganti untuk diskusi setelah ini apa?. Dukungan pasangan calon ini atau koleksi ini sebagai Capres tahap-tahapannya itu berhenti di 22 Mei saat dihubungkan,” ujar dia yang menegaskan tetap konsisten sampai situ dulu.

Lebih lanjut, ketika ditanyakan soal cuitan dari kader Partau Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyatakan berhenti mendukung Prabowo-Sandi. Ia berpandangan, dari cuitan koleganya tersebut sebagai sebuah sikap tegas atas rasa kemanusiaan.

“Silahkan bully Demokrat, silakan bully saya, silakan bully yang lain-lain, Pak SBY, Mas AHY, enggak apa-apa orang sehat semua. Tapi jangan bully Ibu Ani karena Ibu Ani sedang sakit. Jadi orang yang rasional berdemokrasi berdebat tentu tahu mana yang boleh mana yang nggak boleh,”

“Jadi menyatakan itu sebagai protes terhadap perlakuan pembully Ibu Ani yang engak ada urusannya dan itu suara kami semua, lalu kalau Ferdinand keluar bilang dari BPN itu sebagai pribadi,” ucapnya.

“Tapi dia sebagai partai Demokrat tetap di situ (koalisi), saya Sekjen partai tetap ada dan ada lihat kalau orang perorang kalau dia merasa sakit hati dengan bully yang berlebihan itu, itu sebagai bentuk protes kepada buzzer-buzzer,” pungkas dia.

Recent Posts

Hutama Karya Bangun Negeri Bersama Srikandi Tangguh dan Profesional

MONITOR, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) memperingati Hari Kartini 2025 dengan menegaskan…

50 menit yang lalu

Dialog Bareng Diaspora Indonesia di London, Prof Rokhmin beberkan Peran Majukan Bangsa

MONITOR - Di tengah kesibukan mengikuti International FGD on Blue Economy and Global Climate Change,…

3 jam yang lalu

Panen Ketahanan, Sinergi TNI-IPB Untuk Indonesia Berdaulat Pangan

MONITOR, Jakarta - Dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional, Aster Panglima TNI Mayjen TNI…

3 jam yang lalu

Berduka Paus Fransiskus Wafat, Puan: Semoga Warisan Semangat Perdamainya Selalu Hidup di Hati Umat

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan dukacita atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja…

4 jam yang lalu

Paus Fransiskus Wafat, Menag: Jasa dan Persahabatan Beliau Tak Bisa Kita Lupakan!

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Pemimpin Umat Katolik…

5 jam yang lalu

Ramai Prajurit Masuk Kampus, DPR: Perguruan Tinggi Bukan Medan Pertempuran

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin menegaskan bahwa Tentara Nasional Indonesia…

6 jam yang lalu