Komisioner KPAI mengadakan konferensi pers
MONITOR, Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan dari masyarakat melalui aplikasi whatsApp terkait beredarnya sebuah video seorang oknum guru diduga asyik menonton film porno di dalam kelas ketika sedang mengajar. Parahnya lagi, dia tidak sadar tayangan tak senonoh itu tayang di layar besar proyektor yang terhubung dengan laptopnya.
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, dalam video itu terdengar para siswi menjerit histeris sambil memukul-mukul meja sebagai reaksi keterkejutan mereka. “Aduh Bapak. Oh my God, bapak. Jangan gitu. Oknum guru tersebut tampak hanya tersenyum-senyum. Kemudian ada seorang siswa menghampirinya sambil menunjuk video porno di proyektor tersebut. Video tersebut merupakan unggahan akun Instagram @infia_fact.
Terkait dengan kasus guru menonton video porno di kelas, KPAI menyesalkan perilaku guru yang sangat tidak patut dan telah memberikan contoh buruk bagi para siswanya.
“Bagaimana mau menyadarkan anak tentang bahaya pornografi yang saat ini begitu marak, ketika si pendidik sendiri justru kecanduan pornografi,” kata Retno, Rabu (6/3).
Retno mengatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kemeninfo yang memiliki alat untuk mendeteksi di mana dan kapan video tersebut dibuat.
“Jika lokasi sekolah tersebut sudah diketahui, maka KPAI mendorong pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat untuk melakukan proses pemeriksaan terhadap guru yang bersangkutan, karena yang bersangkutan abai atau lalai saat mengajar di kelasnya sehingga mengakibatkan peserta didiknya sempat menyaksikan film yang mengandung konten pornografi tersebut,” terang Retno.
Seharusnya, kata Retno, dalam proses pembelajaran tersebut, guru mengawasi para siswanya ketika sedang mengerjakan tugas di kelas, bukan malah asyik menonton film porno dengan laptopnya di meja guru.
KPAI mengingatkan bahwa angka anak-anak yang mengakses pornografi melalui internet cukup tinggi, merujuk hasil survei yang dilakukan Kementrian PPPA dengan Katapedia (rilis 2016), paparan pornografi mencapai 63.066 melalui Google, diikuti Instagram, media online dan berbagai situs lainnya.
“Ini belum dampak buku bacaan seperti komik, buku cerita yang ada unsur pornografinya. Survei lainnya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan ada 65,34 persen anak usia sembilan hingga 19 tahun yang menggunakan gawai,” bebernya.
Retno menegaskan, guru dan orangtua seharusnya menjadi teladan dan model bagi para siswanya untuk menggunakan gadget dengan bijak dan sehat.
“Si guru yang bersangkutan kemungkinan juga memiliki anak, sebagai orangtua seharusnya dia juga teladan atau model bagi anak-anaknya,” pungkasnya.
MONITOR, Cilacap - Pemerintah terus memperkuat fondasi industri sapi perah nasional melalui sinergi investasi, kemitraan…
MONITOR, Jakarta - Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) sepakat dengan usul Wakil Ketua KPK, Fitroh…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Prof. Rokhmin Dahuri menyerahkan bantuan alat dan…
MONITOR, Jakarta - Menjelang kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua pada 17 Mei 2025, Kementerian…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menegaskan komitmen keberlanjutan dan transformasi korporasi melalui…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta TNI memberikan penjelasan resmi terkait kebijakan…