MONITOR, Medan – Kemasyhuran Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sebagai daerah berlandaskan sejarah dan kebudayaan Melayu, barangkali baru menyeruak dalam dua hingga tiga tahun terakhir ini. Sebelumnya, Sumut lebih dikenal sebagai wilayah berbasis kultur Batak.
Jika dilihat dari struktur geografis dan sejarahnya, wilayah pantai timur Provinsi terbesar keempat di Indonesia tersebut memang khas tradisi Melayu. Terdapat empat Kesultanan yang berdaulat di masa lampau, yakni Langkat, Deli, Serdang, serta Asahan.
Mencermati hal tersebut, Herri Zulkarnain, Caleg DPR RI daerah pemilihan Sumut I, menegaskan perlunya mendorong Sumatera Utara agar memiliki semacam pusat kajian kebudayaan Melayu.
“Kita tidak boleh kalah dengan Riau ataupun daerah lainnya. Situs-situs kesultanan Melayu di kita masih berdiri tegak, yang masing-masing punya nilai sejarah panjang. Ini peluang bagi kita,” ungkapnya kepada wartawan di Medan, Minggu (6/1/2019).
Sosok muda yang juga Plt. Ketua Umum Partai Demokrat Sumatera Utara tersebut menganggap memiliki pusat kajian kebudayaan Melayu sangat penting untuk menjaga ingatan sejarah, agar tidak dilupakan oleh generasi muda Sumatera Utara.
“Zaman terus berjalan, namun identitas dan sejarah panjang kampung kita tidak boleh hilang ditelan zaman. Ke depan harus kita desain ini pusat kajian, bagaimana caranya supaya anak muda kita juga peduli pada sejarah leluhurnya,” pungkas Herri.