PERTANIAN

Kementan dukung Pengembangan Gedong Gincu dari Hulu ke Hilir

MONITOR, Cirebon – Pesona mangga gedong gincu memang tiada matinya. Buah yang satu ini selalu menjadi buah eksklusif di berbagai outlet, baik pasar tradisional, pasar modern hingga ekspor. Aromanya menggoda, warna kulit dan daging buahnya menarik. Rasa buahnya yang pas, perpaduan antara manis dan asamnya menjadikan buah ini selalu ditunggu-tunggu musim panennya. Harga mahal pun akan selalu diserbu masyarakat dan ludes terjual.

Mangga ini merupakan ikon Provinsi Jawa Barat yang penyebarannya meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Sumedang dan Kuningan. Dengan sifatnya yang spesifik lokasi, tidak semua daerah mampu menghasilkan buah manis bergincu ini.

Gedong gincu tidak hanya disukai di dalam negeri, tetapi juga menjadi idola konsumen luar negeri. Sarwo Edhy, Direktur Buah dan Florikultura menyampaikan bahwa mangga gedong gincu merupakan salah satu buah unggulan yang berpotensi ekspor dan permintaannya terus meningkat.

“Volume ekspor buah-buahan terus meningkat dan salah satunya adalah mangga. Jenis mangga yang sudah banyak diekspor diantaranya adalah arumanis dan gedong gincu”, jelas Sarwo.

Direktur Buah dan Florikultura, Sarwo Edhy saat mengunjungi pusat pengembangan mangga gedong gincu di Cirebon

Lebih detail Sarwo membeberkan bahwa angka BPS menunjukkan peningkatan volume ekspor mangga. Pada tahun 2016 tercatat Indonesia telah mengekspor mangga sebesar 473,2 ton. “Pada tahun 2018 sampai dengan bulan Oktober meningkat menjadi 484,5 ton dengan negara tujuan ekspor meliputi Singapura, Malaysia, Hongkong dan semua negara Timur Tengah”, tambahnya.

Dirinya menambahkan bahwa peningkatan volume ekspor ini tentunya didukung dari peningkatan produksi. “Dari data BPS, pada 2016 tercatat produksi mangga nasional mencapai 1.814.570 ton dan pada 2017 meningkat menjadi 2.203.789 ton, naik sekitar 21,4%”, ujar Sarwo.

Peningkatan produksi mangga terjadi karena petani di sentra-sentra produksi mangga masih bergairah untuk melakukan budidaya mangga. Selain itu Kementerian Pertanian terus berkomitmen memberikan dukungan berupa program pengembangan kawasan mangga yang tersebar di daerah-daerah sentra utama.

“Dari tahun 2011 hingga saat ini tercatat lebih dari 7.732 hektar kawasan mangga yang telah terbentuk. Kabupaten Cirebon merupakan daerah percontohan kawasan mangga yang menunjukkan hasil yang memuaskan”, tambahnya.

Dalam kunjungannya ke salah satu packing house mangga gedong gincu di kabupaten Cirebon, Sarwo menjelaskan bahwa pemerintah saat ini fokus untuk mendukung peningkatan ekspor pertanian dengan memberikan fasilitasi bantuan dari hulu sampai hilir hingga kemudahan ijin ekspornya. “Bahkan pemerintah terus berupaya untuk melakukan akselerasi ekspor ke negara-negara maju seperti Jepang, Australia dan Eropa”, jelas Sarwo.

Tidak hanya dari APBN, Ali Efendi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon menyampaikan bahwa pemerintah daerah pun melalui dana APBD nya juga mendukung agar gedong gincu semakin berkembang di Kabupaten Cirebon. Ali menjelaskan bahwa pertanaman mangga di kabupaten Cirebon mencapai 45.000 Hektar tersebar di kecamatan Sedong, Greged dan Astanajapura.

“Kami bersama-sama dengan Kementan terus mendukung petani mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon ini dengan memberikan fasilitasi berupa benih, saprodi, sarana pascapanen, bangunan packing house hingga mobil promosi”, ungkapnya.

Lebih rinci Ali menjelaskan bahwa pemerintah pusat memberikan bantuan benih dan sarana produksi setiap tahunnya. Selain itu Kementan juga turut memberikan bantuan bangunan packing house sebanyak 5 unit yang dikelola oleh gapoktan dan dua unit mobil promosi.

Manfaat positif dengan adanya bantuan pemerintah ini dirasakan oleh Kasan, salah satu petani Gedong Gincu di Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura. Kasan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah baik pusat maupun daerah yang selama ini telah mendukung dan memfasilitasi petani mangga di Kabupaten Cirebon dari hulu sampai hilir.

“Bantuan dari pemerintah ini sangat bermanfaat untuk petani disini dan selain itu dapat meningkatkan gairah petani lainnya untuk terus membudidayakan mangga” jelas Kasan.

Kasan menyampaikan bahwa dari usaha budidaya gedong gincu ini dapat meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan. Saat ini Kasan telah mampu memperluas kebun mangganya hingga mencapai 70 hektar dan usaha nya ini telah menghasilkan omset 2 hingga 3 milyar setiap tahunnya.

“Tidak hanya memberikan bantuan, pemerintah juga melakukan pendampingan penerapan budidaya mangga yang baik sehingga kami mampu menghasilkan buah mangga yang bermutu dan diterima pasar”, tutupnya.

Recent Posts

Kemenag Luncurkan Program PRIMA Magang PTKI, Perkuat Kompetensi Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

MONITOR, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) resmi meluncurkan…

2 menit yang lalu

PPIH Aktifkan Pos Sektor Masjid Nabawi di Lima Titik Strategis

MONITOR, Jakarta - Seiring kedatangan jemaah di Madinah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi…

58 menit yang lalu

Soal Pulau Enggano yang Terisolasi, Puan: Negara Tak Boleh Tinggalkan Rakyatnya!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani memberi perhatian serius atas kondisi terisolasinya Pulau…

13 jam yang lalu

Status Iran Siaga, Komisi I DPR Minta Pemerintah Percepat Evakuasi WNI

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan meminta pemerintah segera mempercepat evakuasi…

14 jam yang lalu

Sambut 1 Muharam, Kemenag Hadirkan Rangkaian Acara Religius, Inklusif dan Ramah Alam

MONITOR, Jakarta - Menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan rangkaian kegiatan…

14 jam yang lalu

Menag: Pendidikan Agama Harus Jadi Roh Pembangunan Bangsa

MONITOR, Jakarta - Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat, ada satu…

16 jam yang lalu