Categories: NASIONALPOLITIK

Nelayan Persentasi Kajian soal Cantrang di Kantor Staf Presiden

MONITOR, Jakarta- Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI) melakukan presentasi hasil kajian alat tangkap Cantrang di hadapan Kantor Staf Presiden (KSP), Jum'at (8/9).

Dalam sambutannya, Dr. Riza Damanik yang mewakili Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan bahwa pihaknya sedang menjaring berbagai informasi dan masukan secara obyektif dari berbagai pihak termasuk nelayan terkait alat tangkap Cantrang serta masalah kelautan dan perikanan lainnya.

Kajian nelayan terkait alat tangkap cantrang ini bekerjasama dengan  tim akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diketuai oleh Dr. Nimmi Zulbainarni yang dilaksanakan pada bulan Mei 2016 dengan mengambil sampel lokasi di daerah Tegal, Brebes, Batang, Pati dan Rembang Jawa Tengah.

Dalam presentasinya, Nimmi menyatakan bahwa Cantrang yang sudah dipakai oleh nelayan sejak 35 tahun yang lalu sebenarnya tidak merusak lingkungan. Sehingga seharusnya Cantrang tidak perlu dilarang, namun cukup dikendalikan. "Pada dasarnya, semua alat tangkap potensial mengancam kerusakan lingkungan jika tidak dikendalikan", Tuturnya.

Menurut Dr. Nimmi Zulbainarni, dampak negatif terkait pelarangan Cantrang lebih besar dari pada dampak positifnya. "Ada 21 sektor yang terdampak secara ekonomi dan sosial karena pelarangan Cantrang", Tambahnya.

Senada dengan hal itu, Ketua ANNI Riyono mengungkapkan bahwa perjuangan nelayan dalam melawan kebijakan pelarangan menggunakan cantrang selama ini tidak berbekal "pokoknya", namun tetap didasarkan kepada kajian untuk kemaslahatan bersama. "Untuk itulah kami mengharap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk terbuka dan bersedia untuk duduk bersama membahas berbagai masalah yang ada", tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ANNI juga tetap mendesak pihak istana untuk segera membentuk tim kajian independen Cantrang yang melibatkan nelayan dan akademisi sebagai tindak lanjut hasil kesepakan antara Istana dengan nelayan dalam Aksi Damai Nelayan 11 Juli 2017 lalu.

Recent Posts

Kekekerasan di Sekolah Kedinasan Kembali Terjadi, Puskapdik Desak Reformasi Total Tata Kelola

MONITOR, Jakarta - Kekerasan di sekolah kedinasan kembali muncul hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Kekerasan…

44 menit yang lalu

Lestari Moerdijat: Gerakan Hidup Sehat Harus Dilakukan demi Masa Depan

MONITOR, Jakarta - Kebiasaan menerapkan pola hidup sehat harus menjadi kesadaran masyarakat dan gerakan bersama…

1 jam yang lalu

Tak Kenal Libur, Kementan Percepat Tanam dan Gerdal Wereng di Kulonprogo

MONITOR, Kulonprogo - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Suwandi melakukan kunjungan kerja ke…

1 jam yang lalu

Gelar Bimtek Perdana, KUH dan Masyariq Bahas Mitigasi Masalah Haji

MONITOR, Jakarta - Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah…

2 jam yang lalu

Kunjungan Kerja Reses Komisi III, Adde Rosi Berharap Pengguna Narkoba Dapatkan Restorative Justice

MONITOR, Jakarta - Tingginya kasus penyalahgunaan narkotika mendapatkan perhatian serius dari Anggota Komisi III DPR…

4 jam yang lalu

1.325 Peserta Mendaftar Pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama

MONITOR, Jakarta - Penguatan moderasi beragama memasuki tahap perluasan sasaran ke kementerian/lembaga dan ormas keagamaan.…

5 jam yang lalu